Upaya Peningkatan Produktifitas Jagung Tetap Berjalan Di Bulan Ramadhan
Sosialisasi produk jagung unggulan Dekal B berlangsung kemarin sore atau tepatnya jelang waktu menunjukkan berbuka puasa, dan acara ini sendiri dihadiri Purnomo Hadi selaku BM Promotion Dekal B bersama Danramil Pagu ,kapten Inf Tafsir di balai tani Desa Sitimerto Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri. Sebelumnya, Dekal B melalui prodk Jagung Dhewo, terus melakukan edukasi ke petani jagung untuk meningkatkan produktivitas sekaligus pendapatan. Termasuk memberikan edukasi kepada petani mengenai pola budidaya terbaik agar mendapatkan hasil yang maksimal, kamis (15/06/2017)
"Kami tunjukkan kepada petani perbandingan hasil panen tanaman jagung antara cara petani dengan rekomendasi cara tanam terbaik yang kami contohkan, dan dari hasil itu tampak ada peningkatan pendapatan. Edukasi seperti ini yang terus kami lakukan ke petani agar hasilnya optimal. Kami juga mengedukasi petani bahwa masing-masing kondisi lahan memerlukan bibit yang berbeda. Karenanya kami sesuaikan dengan karakter lahan. Kami gali need-nya petani kemudian kami perkenalkan varietas bibit yang sesuai," kata Purnomo Hadi.
Dalam percontohan itu, Purnomo Hadi memberikan cara melakukan penanaman dengan 1 lubang diisi 2 biji dan jarak tanam 80 cm x 40 cm dan pupuk 2 kali dosis sama. Hasilnya, produktivitas yang diperoleh 8,58 ton. Jika harga jagung diasumsikan Rp 3.400 per kilo, maka pendapatan yang diperoleh petani sekitar Rp 29 Juta. Sedangkan cara peningkatan hasil, tiap 1 lubang diisi 1 biji dengan jarak tanam lebih rapat yaitu 65 cm x 20 cm dan pupuk 3 kali dosis sama. Dari cara tanam yang kedua ini, produktivitas bisa meningkat 1,36 ton menjadi 9,94 ton. Dengan asumsi harga yang sama, pendapatan petani bisa meningkat menjadi Rp 33.8 Juta atau bertambah Rp 4.6 Juta.
"Jika kesejahteraan petani meningkat, maka minat petani menanam jagung juga akan bertambah. Tentunya ini akan mendukung agenda pemerintah dalam hal kedaulatan pangan," pungkas Hadi Purnomo.
Kapten Inf Tafsir menyambungnya, “Kalau hasil jagung kita melimpah, tentu jagung dari dalam negeri kita ekspor, kita tidak usah impor lagi. Kalau impor berkurang, ekspor meningkat, otomatis devisa negara juga naik. Demikian juga petani, kalau hasil pendapatan naik, otomatis mau beli kebutuhan apapun, baik rumah tangga maupun mencukupi kebutuhan anak di dunia pendidikan, dapat dipastikan terpenuhi.”
Lanjutnya, “Peran TNI disini sudah sangat jelas dalam MoU antara KASAD dengan Menteri Pertanian, dimana kita berupaya mewujudkan swasembada pangan dengan mendorong peningkatan produktifitas pertanian, seperti padi, jagung dan kedelai. Semoga saja kedepan kita sudah tidak lagi impor beras, impor gula, impor jagung dan lain-lainnya. Kita tidak lagi menggantungkan negara lain untuk kebutuhan pangan kita.”
Advertisement