Tsunami Pemilu Malaysia
Bukan main perjuangan orang tua ini: dia menang pemilu di Malaysia. Setidaknya itulah hasil sementara sampai jam 01.30 dini hari tadi. Waktu Malaysia. Pakatan Harapan, koalisi oposisi sudah merebut 102 kuri. Barisan Nasional baru 70 kursi. Independen meraih 6 kursi. Partai Islam PAS kembali berjaya di Trengganu. Total mendapat 15 kursi
Pertahanan basis BN di Johor ternyata jebol. Sedang Selangor kembali disikat habis oleh Mahathir. Disisakan satu kursi saja. Penang, basis tokoh oposisi Anwar Ibrahim, juga dibabat habis.Teman-teman saya di Malaysia tidak tidur. Saya minta dia terus siap menerima tilpon saya. Di Amerika sih masih jam 13.30.
Tepat jam 00.00 tadi Mahathir sudah mengumumkan kemenangannya. Sudah siap membentuk pemerintahan baru Malaysia. Tapi KPU masih belum bisa menerima klaim itu.
Suasana di kubu partai pemerintah sangat tegang. Tokoh-tokohnya pada bungkam. Seperti terhipnotis lagu ‘sayang’. Yang saya hafal gerakan koreografinya: untuk senam saya.Tiap menit ada perkembangan baru: siapa menang di dapil mana. Kalau ingin tahu jago Anda menang atau kalah tinggal masukkan nama: oh … dia menang. Oh… kalah. Oh… masih sedang dihitung.Begitulah Undian Raya di Malaysia. Pemilunya sistem distrik. Tiap distrik the winner take all. Yang menang dapat kursi parlemen. Biar pun selisih satu suara. Suara yang kalah hangus.Ada 222 dapil di seluruh Malaysia. Terbanyak di Serawak, 27 dapil. Lalu Sabah, 26 kursi. Johor 25 kursi. Kota Kuala Lumpur disebut Federal Teritory: 13 dapil.
Mula-mula BN yang unggul. Terutama ketika suara dari Serawak masuk. Tetangga Pontianak itu memang basisnya BN.
Lama-lama Harapan yang unggul. Tokoh-tokoh Harapan menang mudah. Di dapil masing-masing.Tokoh-tokoh utama kelihatan dapat kursi semua. Tidak ada kejutan. Mahathir Mohamad, sudah pasti masuk parlemen. Meski hitungan belum selesai. Jaraknya amat jauh. Wan Azizah, istri tokoh oposisi Anwar Ibrahim sudah memenangi dapilnya. Perdana Menteri Najib menang mudah di kampungnya. Tokoh muda Partai Pribumi Bersatu, Syed Saddiq unggul jauh di dapil Muar, Johor. Nurul Izzat, yang pindah dapil, juga sudah unggul jauh.
Kalau pun tidak menang, Pakatan Harapan merebut kursi jauh lebih banyak dari Pemilu 2013: 72 dari 222 kursi. Dan Mahathir sudah menyatakan siap jadi pemimpin oposisi. Jika Pemilu kali ini belum bisa menang.
Tapi ternyata kian malam kian seru. Kelompok Mahathir terus mengungguli BN. Kian jauh jaraknya. Tidak tahu apa yang akan terjadi 10 jam lagi. Ketika hasilnya sudah final.”Ini benar-benar stunami terjadi di Malaysia,” kata teman saya itu. ”Tidak mengira Johor bisa terkena stunami,” tambahnya.
Johor adalah negara bagian yang paling mencolok investasi barunya. Dari Tiongkok. Di bidang real estate. Lihatlah proyek Forrest City. Yang mengahadap Singapura itu. Luar biasa. Kota baru yang penuh pencakar langit.
”Tapi kami hanya bisa menontonnya,” ujar sopir taxi yang mengantar saya di Forrest City. Dua bulan lalu. ”Harganya tidak terjangkau oleh kami-kami ini,” tambahnya. Itu, katanya, jadi rasanan publik. Hanya menambah dalamnya jurang. Antara kaya dan miskin.
Johor seumur hidup jadi tambang suara BN. Sultannya sangat kuat. Anti Mahathir pula. Ini karena Mahathir pernah mengurangi kekuasaan para sultan. Saat Mahathir menjabat perdana menteri dulu.Kini Johor Jebol. Sultan memiliki 40 persen saham di proyek itu. Dengan cara setor tanah. Yang 60 persen dari investor swasta Tiongkok: perusahaan real estate terbesar di sana.
Kuala Lumpur jangan ditanya: kembali dikuasai habis oposisi. Rakyat Malaysia sudah membuat pilihan. Lebih memilih orang tua itu. Yangsaat kampanye terakhir terkena demam itu.
Ada lima isyu utama menjelang Undian Raya ini. 1) Harga sembako terus naik. 2) Dua bulan lagi berlaku pajak baru: PPN. Yang Malaysia sangat telat menerapkannya. 3) Investasi Tiongkok yang dianggap berlebihan dan mahal. 4)memberikan ‘hadiah’ termahal bagi karir politik suaminya. Hutang luar negeri negara terus melambung. Padahal Mahathir membangun Malaysia dulu tanpa hutang. 5) Mega korupsi 700 juta dolar. Yang langsung terkait ke perdana menteri. Dan istrinya. Yang hobynya belanja barang mewah; sepatu, tas, perhiasan. Dan memamerkannya.
Kini sang istri menuai hasilnya. Dan memberikan ‘hadiah’ termahal bagi karir politik suaminya.
Advertisement