Suku Modole Di Pulau Halmahera
Penulis. Mutlaben Kapita/Pegiat Literasi Maluku Utara
SUKU MODOLE adalah satu di antara suku di dataran wilayah Halmahera. Sebaran penduduk suku Modole terdapat di wilayah Kabupaten Halmahera Utara, tepatnya di Kecamatan Kao Barat.
Suku ini, berlum pernah di lakukan riset oleh sejarawan atau budayawan bahkan lembaga riset apapun perihal asal - muasal, sehingga suku ini tidak tampak dan masih asing di khalayak luar.
Secara historis suku Modole masih simpang siur, musababnya banyak versi asal - muasalnya. Ada versi bahwa suku Modole asal - muasalnya dari suku Tabaru, dan ada versi lain bahwa suku Modole keluar dari Talaga Lina.
Dengan demikian asal - muasal suku Modole ini masih perlu digali informasi yang detail, agar tahu asal - muasal suku Modole yang sesungguhnya.
Lanjut, suku Modole, terdiri dari 12 Desa dari 22 Desa di Kecamatan Kao Barat. Desa - desa tersebut yaitu : Desa Kai, Desa Pitago, Desa Toboulamo, Desa Takimo, Desa, Bailengit, Desa Soamaetek, Desa Parseba, Desa Tuguis, Desa Soahukum, Desa Sangaji Jaya, Desa Tolabit dan Desa Torawat. Setiap Desa yang termasuk dalam suku Modole, terdapat dewan adat.
Lembaga Adat Suku Modole
Suku Modole mempunyai struktur lembaga adat sebagai lembaga yang mengatur tata kehidupan perilaku masyarakat suku Modole. Untuk menjadi Sangaji Modole adalah orang yang mempunyai garis keturunan dengan leluhur suku Modole, jadi tidak sembarangan menjadi Sangaji. Sedangkan dewan adat di desa - desa mekanismenya bisa diangkat langsung oleh masyarakat suku Modole.
Sejalan dengan itu, suku Modole mempunyai motto kehidupan yang menjadi pengingat dan perekat antar masyarakat yang lahir dalam rahim suku Modole; motto suku Modole adalah : O Hininga, O Gogao, O Dora, O Leleani. Motto inilah yang jadi pedoman bagi masyarakat suku Modole, sehingga keeratan persatuan suku ini terlihat kuat, karena dilandasi dengan motto tersebut atau semboyan yang diwariskan oleh leluhur.
Tarian Tradisional Suku Modole
Suku Modole terdapat varian tarian yang menjadi ciri khas suku Modole. Misalnya, tarian cakalele, tide - tide, dan beberapa lainnya. Tarian - tarian tersebut di pentaskan ketika acara - acara adat - istiadat atau penyambuta tamu. Acara - acara yang dimaksud ialah, acara adat perkawinan, acara adat padi baru. Sedangkan untuk penyambutan tamu misalnya, kedatangan pejabat atau pemimpin daerah biasanya disambut dengan suguhan tarian cakalele sebagai bentuk menerima kedatangan tamu di wilayah suku Modole.
Selain itu, suku Modole terdapat musik - musik tradisional seperti, musik bambu, musik orkestra, dan musik hitada. Namun dengan perkembangan era digital, musik bambu dan musik orkestra kini hampir hilang, walaupun beberapa desa masih lestarikan musik ini, semisal musik bambu yang saat ini di Desa Bailengit, Pitago dan Desa Kai masih menggunakan ketika perayaan pergantian tahun baru dan acara - acara adat. Itu pun, yang tahu atau yang memaninkan adalah orang tua -tua bukan anak - anak muda. Sedangkan, musik orkestra dan hitada pun mengalami hal yang sama.
Demikian pula dengan bahasa daerah, bahasa daerah suku Modole kini mulai hilang di lintas generasi, hal ini harus kita akui dengan realitas kehidupan generasi yang tampak mulai apatis dengan bahasa daerah.
Malah, ada pernyataan bahwa bahasa daerah itu bahasa yang sudah lazim atau kuno, sehingga tidak relevan lagi di pakai di era digital ini. Inilah kesalahan fatal sebagian generasi muda, yang tidak memikirkan pentingnya pelestarian bahasa daerah.
Rekomedasi
Dari ulasan tulisan singkat ini, maka beberapa hal yang patut dilakukan dalam hal pelestarian dan mengenalkan suku Modole ke khalayak luar yakni :
Perlunya ada riset perihal asal - muasal suku Modole, agar diketahui kebenaran sejarah suku Modole;
Pemerintah Daerah dan Lembaga adat perlu kerjasama dalam hal melestarikan budaya - budaya suku termasuk suku Modole;
Dalam beberapa tulisan oleh penulis di media yang pernah dipublish, misal koran Radar Halmahaera dengan judul, "Bahasa Daerah Perlu di Lestarikan". Dalam tulisan tersebut, penulis rekomendasikan bahwa salah satu pelestarian bahasa daerah adalah penulisan kamus bahasa daerah - Indonesia. Begitu pun dengan bahasa suku Modole, perlunya penulisan kamus bahasa Modole - Indonesia, agar masyarakat, lintas generasi bahkan khalayak umum bisa belajar bahasa daerah suku Modole.
Pengadaan ivent - ivent semisal, festival budaya suku Modole pun penting. Ini layak dilakukan oleh Lembaga Adat kerjasama dengan Pemerintah Daerah.
Advertisement