Perwakilan Rijalul Ansor Surabaya Apresiasi Seminar Aswaja, Ini Pesannya Pada Umat Islam
Jam'iyah Murobathotul Ittihadiyah yang anggotanya merupakan alumni Pondok Pesantren Gersempal Sampang, Madura menggelar Seminar Aswaja bertajuk "Membumikan Nilai-Nilai Aswaja Dalam Bingkai NKRI" di Gedung Yayasan Al-Khoiriyah, Jl. Sultan Iskandar Muda Kota Surabaya, sabtu (23/12/2017) siang.
Acara Seminar yang mendatangkan pemateri dari Direktur Aswaja Center PWNU Jatim KH. Abdurrahman Navis, LC., M.Hi ini dihadiri ratusan peserta alumni dan berbagai simpatisan kalangan, mulai dari Mahasiswa dan Banom NU Surabaya. Acara tersebut merupakan rentetan dari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H dan Harlah Jam'iyah Murobathotul Ittihadiyah ke-44.
Tak hanya Seminar Aswaja, panitia juga membacakan deklarasi pengukuhan NKRI dalam mencegah dari aliran islam radikal dan liberal.
Selaku penasehat Jam'iyah, KHR. Amin Syafiuddin mengatakan, deklarasi tersebut berisi pernyataan sikap Jam'iyah Murobathotul Ittihadiyah terhadap hubungan Pancasila dengan paham Ahlussunnah Wal Jama'ah An Nahdliyyah.
"Diantaranya memberikan pemahaman kepada anggota jam'iyah, agar mereka para kalangan santri mengerti tentang keaswajaan dan kebangsaan, hubungan antara agama dengan pancasila," urainya.
Sementara salah satu peserta dari perwakilan GP Ansor Kota Surabaya mengapresiasi agenda tersebut. Miftakhul Ulum sebagai kader Ansor menuturkan, seminar Aswaja tersebut sangat menarik ditengah gencarnya golongan yang ingin merubah ideologi Negara, yaitu Pancasila.
"Didalam Ahlussunnah Wal Jama'ah ada konsep bagaimana mencintai Negara, mencintai Indonesia, nah disinilah kaitan eratnya antara Pancasila dan Agama," tutur Miftakhul Ulum selaku Departemen Rijalul Ansor Surabaya.
Saat ditanya pesan khusus untuk umat islam khususnya di Surabaya, mengenai isu islam garis keras, Miftakhul Ulum yang juga Ketua DPC Nasdem berpesan, umat islam di Indonesia, khususnya di Surabaya harus bersatu.
"Saya rasa masyarakat sekarang semuanya cerdas, semuanya mengerti kelompok mana yang dulu ikut berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, mereka juga tau kelompok mana yang hari ini teriak Khilafah, mereka tidak pernah berjuang untuk Negara ini. Apalagi Presiden Jokowi dengan tegas membubarkan HTI sebagai ormas yang terlarang di Indonesia," pungkasnya. (ATH)
Advertisement