Peran Ipnu Dalam Menghadapi Persoalan Radikalisme
Jakarta, IPNU - Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (2/8).
Kegiatan ini mengusung tema Pancasila dan Pencegahan Radikalisasi. Hadir sebagai pembicara Dua orang anggota MPR RI, H Zainut Tauhid Sa’adi dan H. Abdul Aziz, SE. Adapun peserta yang datang berasal dari IPNU dan IPPNU DKI Jakarta.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum PP IPNU Ahmad Imaduddin Abdillah menyatakan, Nahdlatul Ulama secara umum, dan IPNU khususnya, telah selesai dalam membahas hubungan antara agama dan kebangsaan.
Namun, menurutnya, IPNU perlu lebih mendalami berbagai persoalan radikalisme terkini yang berpotensi membahayakan ideologi negara. “(Kita) Perlu mendalami permasalahan dan apa solusi yang bisa kita berikan secara pemikiran dan gerakan kepada bangsa dan negara,” kata Iim, sapaan akrabnya.
Hal itu ia kemukakan karena dalam anggapannya, persoalan terkini seperti fenomena sebagian kelompok yang menginginkan khilafah sebagai sistem negara di Indonesia. “Permasalahannya (ini) sampai pendirian khilafah, berarti sampai perubahan sistem,” ucapnya.
Anggota MPR RI H Zainut Tauhid Sa’adi merespons positif kegiatan yang diselenggarakan IPNU ini. Namun, kata Zainut, tugas semua pihak, termasuk IPNU, ialah bagaimana mengawal bangsa Indonesia dari ancaman radikalisme. “Tugas kita adalah bagaimana mengawal Indonesia,” ucapnya.
Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini menyebut sejumlah lembaga riset, yakni Wahid Foundation dan Ma’arif Institute yang menemukan radikalisme di berbagai sektor, seperti di masjid-masjid BUMN, dan di kalangan pelajar.
“Hampir 40 sampai 50 persen masjid-masjid BUMN terpapar radikalisme. Anak-anak, siswa kita SMA sudah terpapar radikalisme. Begitu juga anak-anak mahasiswa,” jelas pria yang juga Wakil Ketua Umum MUI Pusat ini.
Ia pun lantas mempertanyakan peran IPNU dalam menangkal radikalisme di kalangan pelajar. Menangkal radikalisme disebut merupakan tugas bersama. “Kita punya tanggung jawab itu bagaimana kita menanglal radikalisme,” ucapnya. (faN)
Advertisement