Nuansa Religi Warnai Peresmian STAI Hasanudin
Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusup bersama Kapolres Kediri, AKBP Sumaryono, Pabung Kodim Kediri, Mayor Inf Puguh Jatmiko, Danramil Pare, Kapten Arh Ajir dan Camat Pare ,Anik Wuryani, secara langsung meresmikan gedung STAI Hasanudin yang berada di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Dengan Tema “Tanggung Jawab Sarjana Hasanudin Kesejahteraan Hidup Dhoriron Wabathinah Dan Keutuhan Indonesia”, H.Harun Kusaiyin dari STAI Hasanudin menyambut kedatangan orang nomor 2 Jawa Timur ini, bersama K.H.Ahmad Sanusi dari MUI Kediri dan Emha Ainun Nadjib beserta Kiai Kanjeng, kemarin malam, senin (14/08/2017)
Saya mendengarkan perkembangan sangat pesat di Yayasan Hasanuddin Pare, yang telah menghasilkan lulusan terbaik di tingkat MTS-MA-SMK-STAI Hasanudin yang berkualitas dalam menghadapi perkembangan jaman di era globalisasi, harapan saya ilmu yang didapat semakin bermanfaat. Pemerintah membantu dan mendukung program-program yang berkualitas dalam pendidikan non formal dan pendidikan formal disekolah. Majunya pendidikan sekolah dinilai dari siapa pemimpinnya dan bagaimana tata kelolanya,” kata Syaifullah Yusup yang akrap disapa Gus Ipul.
“Yayasan Hasanudinlah yang sudah didengarnya ditingkat propinsi jatim, mudah-mudahan lulusan yayasan hasanuddin kedepan semakin maju dan lulusan dari Yayasan Hasanuddin bisa mengembangkan ilmunya di era globalisasi dan kedepan lulusan Yayasan Hasanuddin ada yang jadi Bupati, Gubernur atau Presiden, sambung Gus Ipul.
Dalam acara ini, juga dilakukan penandatanganan prasati peresmian STAI Hasanudin oleh Wakil Gubernur Jatim. Selain itu, acara ini juga diisi tausiyah yang disampaikan langsung Emha Ainun Nadjib.
“Menjadi sarjana tidak harus non formal ,kita bisa pelajari dari kehidupan dan ilmu tumbuh tumbuhan yg berada disekitar kita ,serta juga bisa dari pengalaman yang sudah berlalu. Kampus Hasanudin kui kudu mengayomi dan membimbing ben ilmu jadi tumbuh subur di lingkungan kampus. Mencari ilmu harus dengan rasa empati, rasa sayang dan saling peduli. Ilmu ada hubungannya dengan kasih sayang karena hidup ada dimensi yang tidak tunggal,” kata Emha Ainun Nadjib.
Advertisement