Nikmatnya makan bareng santri Ashfiyah surabaya
Surabaya-Minggu(05-03-2017)Kebersamaan dalam kehidupan pesantren membuat persahabatan santri sangat erat dan terasa iklim kekeluargaannya antara mereka. Dengan persahabatan ini, nilai gotong royong yang hampir pudar di tengah menguatnya hedonisme, individualisme, dan egoisme, tetap tertanam begitu kuat di lingkungan pesantren.
Namun, tidak dapat dinafikan, karakter gotong royong di sebagian pesantren telah pudar karena penanaman “pendidikan” pesantren ashfiyah yang mayoritas santrinya dari luar Surabaya bahkan luar kota ujar abdul wahib selaku pengurus. Semua santri disini semuanya mandiri mulai dari nnuci, makan, belajar, dll. Mereka tidak malu walau pesantren ini berada di tengah-tengah kota yg di kelilingi gedung tinggi pakuwon Indah.karena kemandirian mereka dan kebersamaan santri ini masih melekat di pesantren pada umumnya.
Abu Hurairah meriwayatkan sabda Nabi, “Makanan untuk dua orang itu sebaiknya dapat dimakan untuk tiga orang, begitupun makanan untuk tiga orang sebaiknya dimakan untuk empat orang,” (HR. Bukhari). Ibnu Mundzir, seperti dikutip Badruddin al-‘Aini dalam Umdatul Qari, menyatakan bahwa makan bersama atau berayan itu sunah Nabi Saw.
Kesunahan makan bersama ini dilakukan secara rutin setiap santri. Biasanya, mereka makan di nampan secara bersama-sama. Bahkan, ada yang hanya menggunakan daun pisang yang digelar bagaikan karpet, ada juga yg menggunakan alas dengan buku sekolahnya yang tidak dipakai, karena semuanya itu tidak menghilangkan kenikmatan makan bersama.(Anam)
Advertisement