MENYONGSONG TAHUN BARU 2018 DENGAN PERSATUAN DAN KESATUAN
MENYONGSONG TAHUN BARU 2018 DALAM PERSATUAN DAN KESATUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya. Dengan corak budaya, agama,suku, ras yang berbeda-beda, maka tak heran jika masyarakat Indonesia lebih dikenal dengan masyarakat multikultural (memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda). Dan yang tak boleh terlupakan adalah persatuan dan kesatuan yang tak boleh diremehkan.
Memasuki tahun 2018-2019 adalah mementum sosial-politik. Dalam tahun ini menjadi kecemasan, karna diprediksikan jelang pilkada serentak akan memanas. Tentunya, tidak akan terlepas dari saling adu strategi untuk mempengaruhi dan merayu masyarakat, karna pemilik suara adalah masyarakat.
Salah satu bentuk kekhawatiran adalah berupa perpecahan, saling sikut-menyikut, melupakan semboyan negara Bhinneka Tunggal ika, mengenyampingkan persatuan dan kesatuan demi kepentingan dan keuntungan suatu kelompok tertentu dll. Presiden Joko Widodo pernah menyatakan dalam berpesan agar pesta demokrasi dapat terselenggara dengan kondusif dan tidak ada perpecahan dalam bangsa.
Dengan persoalan diatas maka, sangat penting di awal tahun ini bisa memahami makna persatuan dan kesatuan. Hal ini tercantum dalam Pansila sila ke-3 yakni persatuan Indonesia.
Perihal menyatukan tak semudah membalikkan telapak tangan dan jelas membutuhkan campur tangan atau kerja sama dan sama kerja dari berbagai pihak.
Ini upaya dalam menjaga stabilitas iklim sosial politik. Semoga masyarakat indonesia senantiasa menjungjung tinggi prinsip humanisme, pluralisme, persaudaraan, kerukunan, dan kekeluargaan.
اللهم اعني من السياسة ومن السيا سين"
*YA ALLOH JAGALAH AKU DARI POITIK DAN POLITISI*Doa sebagian ulama' mengenai Politik
dzikir, Fikir dan AmalAdvertisement