Menjaga Warisan Budaya Di Perguruan Tinggi
MENJAGA WARISAN BUDAYA MELALUI PERGURUAN TINGGI
Oleh : NONOT SUKRASMONO
Ketua PW LESBUMI NU JATIM
Indonesia merupaksan salah satu negara di dunia yang paling majemuk. Ia memiliki bermacam-macam budaya yangg berbeda,komposisi jati diri budaya dan etniknya. Dan kemajemukan itu menjadi salah satu sumber kebanggaan dan inspirasi bangsa. Semboyan yang tercantum pada lambang negara Bhineka Tunggal Ika tentunya dapat menciptakan budaya yang beragam.
Sebagaimana tercantum dalam penjelasan UUD 45, bahwa “Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia”. Dengan keanekaragaman yang tercakup dalam “Bhineka Tunggal Ika” dimasudkan lebih pada keanekaragaman kebudayaan (multicultural society).
Cepatnya penyebaran informasi.
Internet / media sosial dapat membantu proses pelestarian budaya.
Mulai menjadi trend tersendiri.
Banyaknya ajakan memakai batik pada momen tertentu, merupakan perwakilan dari kepedulian masyarakat dalam pelestarian budaya (istilah kerennya, swadesi).
Kekuatan diplomasi.
Sebuah negara yang mampu menjaga kedaulatanya untuk ikut serta dalam pergulatan dunia Internasional. Maka dengan kekuatan diplomasi ini akan mampu menjaga nilai budaya dan dengan budayalah akan mampu mempengaruhi posisi sebuah negara karena budaya, dalam hal ini organisasi UNESCO memegang peranan penting.
Rasa cinta dan persatuan antar masyarakat Indonesia.
Rasa cinta sebagai warga negara dan sadar sebagai bagian dari suku bangsa Indonesia yang senasip seperjuangan maka seyogyanya tdk ada sekat atau rasis terhadap ras atau sukubangsa didalam negara kesatuan Indonesia.
KEKUATAN
a) Rasa Nasionalisme
Indonesia sudah terkenal di dunia dengan masyarakatnya mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini dapat menimbulkan semangat yang mengebu-gebu masyarakat untuk melestarikan budaya Indonesia.
b) Kekayaan dan Keanekaragaman Kebudayaan
Banyaknya kebudayaan dan suku bangsa di Indonesia menjadikannya berbeda dengan negara-negara lain. Hal ini cukup unik, dimana cuma Indonesia saja yang memiliki banyak kekayaan dan kebudayaan.
c) Adanya Peraturan Pemerintah
Seperti yang tertuang dalam UUD 45 pasal 32 yang menjelaskan tentang pelestarian budaya, “ Negara menjamin, menghormati dan memelihara kebudayaan bangsa”. Bahkan, wujud dari pedulinya Pemerintah terhadap kebudayaan bangsa bisa terlihat dengan banyaknya kegiatan dan banyaknya hari Nasional dan pemerintah dalam pergaulan Internasional dengan membawa seni kebudayaan bangsa lewat pertukaran pelajar , kunjungan kerja maupun kegiatan lain.
d) Adanya Tujuan Yang Jelas Dari Pemerintah
Otonomi daerah; pengelolaan kekayaan budaya merupakan kewenangan pemerintah daerah. Hasil yang telah dicapai dalam upaya pengelolaan kekayaan budaya seperti penetapan Tana Toraja, Jatiluwih, Pakeran, dan Pura Taman Ayun dalam daftar nominasi Warisan Dunia (UNESCO World Heritage List). Khusus di Jawa Timur, kita mengenal komunitas khas di Masyarakat Tengger di Bromo dan Masyarakat Osing di Banyuwangi.
Kelemahan
a. Luas Wilayah
Luas wilayah NKRI yang tidak didukung sarana transportasi jalan yang baik dapat menjadikan terjadinya salah pengertian antar suku bila terjadi sengketa.
b. Bahasa
Beberapa suku masih sangat menjaga bahsa sukunya, tanpa mau belajar bahasa selain itu, menyebabkan sulitnya komunikasi antar masyarakat.
c. Kurangnya Minat
Kepribadian budaya lokal dianggap kolot oleh banyak masyarakat terutama kaum muda, sehingga menciptakan rasa malas untuk belajar.
d. Lemahnya pertahana negara
Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia atas kurang lebih 3.000 pulau yang tersebar di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan. Indonesia hanya memiliki sisterm pertahanan seadanya, karena terbatasnya dana untuk membeli alutsista. Hal ini menjadi penting karena efek penggentar bila suatu negara memiliki alutsista yang canggih, dalam hal ini Indonesia masih tertinggal jauh dibanding Malaysia, Singaura, dan Australia.
Tantangan/Hambatan (Threats)
- Kemiskinan
Hal ini yang menjadi penhambat di segala bidang yang ada di Indonesia.
- Lemahnya angkatan bersenjata republik Indonesia yang menjadi titik kekuatan dalam diplomasi karena jumlah dan kualitas alutsista yang dimiliki Indonesia masih tertinggal dibanding negara tetangga, sehingga tidak mempunyai efek menggentarkan negara lain yang ingin “main-main” dengan Republik Indonesia.
- Ketidakpedulian
Tidak pedulinya orang tua dan banyak juga yang tidak tahu budaya daerahnya, sehingga mereka enggan cerita kepada anaknya, sehingga tidak ada warisan cerita leluhur antar generasi (bhs jawa ;kepaten obor.
- Kurangnya sarana dan prasarana
Besarnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sayangnya sarana transportasi yang masih sangat memprihatinkan sampai saat ini. Itulah yang menjadi satu hambatan besar untuk intansi atau perorangan yang ingin mempelajari atau sekadar berwisata budaya ke daerah.
Peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal
Pengertian kebudayaan menurut Edward B. Taylor. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat dan bersifat turun temurun.
Dengan pengertian kebudayaan di atas telah jelas menggambarkan bahwa budaya adalah sebuah norma atau ciri khas suatu negara yang sakral dan perlu dijaga kelestariaannya. Namun, apa yang terjadi jika masyarakat mulai lupa atau sengaja melupakan budaya lokalnya hanya semata-mata untuk bisa terlihat lebih moderen dengan mengikuti budaya asing yang hingga kini mulai mengikis nilai-nilai kearifan lokal masyarakat?
Budaya lokal merupakan suatu budaya yang dimiliki suatu negara yang bersifat khas. Budaya lokal dapat diartikan sebagai tata cara hidup yang dilakukan secara bersama dalam suatu daerah, berkembang dan dimiliki secara bersama yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terdiri dari beberapa unsur, termasuk unsur agama, politik, adat istiadat, bahasa, pekakas, pakaian, bangunan, serta karya seni.
Kearifan lokal merupakan gagasan, nilai-nilai atau pandangan yang terdapat di suatu daerah yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat yang mendiami daerah tersebut.
Ada sebuah pertanyaan besar untuk para mahasiswa, “bagaimana peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal?’’ itulah yang harus kita jawab sekarang, sebab seiring perjalanan waktu budaya lokal kita mulai terkikis oleh budaya asing yang mengatas namakan globalisasi.
Peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal ini sangatlah penting mengingat perubahan gaya hidup yang hampir rata-rata menunjukkan ke arah gaya barat karena pengaruh westernisasi yang datang dan menerjang sendi-sendi budaya ketimuran yang selama ini melekat di dalam diri masyarakat Indonesia. Contoh, mengenai keanekaragaman bahasa daerah yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki berbagai macam bahasa daerah, yakni 748 bahasa daerah yang merupakan sebagai bahasa ibu.
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya, ini dapat dilihat dari peresentase penggunaan bahasa keseharian dalam berkomunikasi dan bersosialisasi yaitu lebih dari 90% warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa daerah sebagai bahasa kesaharian mereka. Namun jika kita ke kota besar dapat kita lihat berapa banyak orang yang menggunakan bahasa daerah itu dapat dihitung dengan jari karena kehidupan di kota besar mulai sibuk dengan menggunakan bahasa asing dengan alasan untuk pekerjaan yang mengharuskan penggunaan bahasa asing dan ada juga yang cuma sekadar ingin dibilang anak gaul harus pintar bahasa Inggris. Hal ini jika dibiarkan akan mengakibatkan hilangnya bahasa daerah.
Juga dapat kita ambil contoh lain, mengenai batik. Batik merupakan salah satu kebudayaan Indonesia pernah mengalami perseteruan atas batik ini dengan Malaysia pada 2009. Ahamdulillah perseteruan ini berakhir dengan pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO) atas batik sebagai warisan budaya Indonesia. Selain itu, masih banyak lagi kebudayaan Indonesia yang ingin diambil alih oleh negara lain. Dengan keadaan seperti ini ada pertanyaan besar yang ingin saya sampaikan yaitu “Apakah kita rela kebudayaan kita diambil?”, dan kalau tidak “bagaimana upaya kita untuk mempertahankannya?”.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal di Indonesia. Karena ini akan menentukan apakah kearifan lokal akan terus memudar atau akan berkembang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memupuk rasa cinta budaya sendiri dan terus mengembangkannya menjadi sedemikian menarik tanpa menghilangkan nilai dasar budaya. Sehingga, tidak monoton dan juga tidak kalah saing dengan budaya asing.
Para mahasiswa juga bisa mempromosikan budaya lokal yang telah di kemas sedemikian menarik sehingga bangsa asing pun ikut tertarik. Sehingga dengan adanya peran mahasiswa yang mampu melahirkan terobosan baru dalam mengenalkan budaya lokal ini kelak akan dapat memotivasi para generasi muda untuk lebih mencintai dan berusaha menjaga kearifan budaya lokal serta melestarikannya. Meskipun westernisasi semakin menggerus nilai-nilai kearifan lokal namun dengan peran mahasiswa yang memperjuangkan dan mempertahankan budayanya akan menjadi filter terhadap budaya asing tersebut.
Kesimpulannya, peran mahasiswa dalam menjaga kearifan budaya lokal merupakan salah satu upaya dalam menentukan keberlangsungan hidup kebudayaan baik itu agama, politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, atau karya seni sekalipun. Tanpa adanya peran mahasiswa kebudayaan lokal akan terus mengalami penyusutan yang lama-kelamaan akan menghilangkan jadi diri bangsa sebagai pemilik kebudayaan. Generasi muda pun tidak mengenal budaya sendiri karena ketidaktahuan dan minimnya pengetahuan mengenai budaya lokalnya sendiri.
Dengan demikian marilah wahai para mahasiswa kita jaga, cintai, dan kembangkan budaya asli Indonesia yang kita banggakan ini. Sehingga, para generasi penerus kita pun insyallah akan menjadi orang yang menjunjung tinggi kebudayaan negeri sendiri.
Lampiran:
SAPTAWIKRAMA (AL-QAWA’ID AS-SAB’AH) LESBUMI NU
Tujuh Strategi Kebudayaan Islam Nusantara
1. Menghimpun dan mengonsolidasi gerakan yang berbasis adat istiadat, tradisi dan budaya Nusantara.
2. Mengembangkan model pendidikan sufistik (tarbiyah wa ta’lim) yang berkaitan erat dengan realitas di tiap satuan pendidikan, terutama yang dikelola lembaga pendidikan formal (ma’arif) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI).
3. Membangun wacana independen dalam memaknai kearifan lokal dan budaya Islam Nusantara secara ontologis dan epistemologis keilmuan.
4. Menggalang kekuatan bersama sebagai anak bangsa yang bercirikan Bhinneka Tunggal Ika untuk merajut kembali peradaban Maritim Nusantara.
5. Menghidupkan kembali seni budaya yang beragam dalam ranah Bhnineka Tunggal Ika berdasarkan nilai kerukunan, kedamaian, toleransi, empati, gotong royong, dan keunggulan dalam seni, budaya dan ilmu pengetahuan.
6. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan gerakan Islam Nusantara.
7. Mengutamakan prinsip juang berdikari sebagai identitas bangsa untuk menghadapi tantangan global.
*) Disampaikan pada PKKMB Universitas DR.Soetomo Surabaya, pada 27 Agustus 2017.
Advertisement