Lokasi Pelaksanaan Tmmd Jadi Sentra Jengkol
BATANG - Seorang lelaki paruh baya nampak mengambil sesuatu dari pohon di tengah hutan jati yang terletak di Desa Durenombo Kecamatan Subah Kabupaten Batang, yang juga menjadi lokasi pelaksanaan TMMD Reguler ke-103.
Menggunakan sebatang bambu pria tersebut terus berusaha meraih semacam biji buah berbentuk bulat dengan warna kecoklatan.
Tak lama, beberapa biji tersebut berjatuhan ke tanah yang penuh dengan daun jati kering, ia pun bergegas mengumpulkannya.
Pria tersebut ialah Suryono (50) petani jengkol yang tengah melakukan panen, tak butuh waktu lama, usai jengkol dikumpulkan untuk kemudian ia membuka kulit luarnya menggunakan parang.
Sekitar setengah jam berlalu, karung berwarna putih yang Suryono bawa sudah penuh dengan jengkol yang ia kupas.
Dinyatakannya, memasuki bulan Oktober merupakan masa panen jengkol, dimana sekali panen pria 50 tahun tersebut bisa mendapat 50 kilogram dari satu pohon.
"Jengkol bisa dipanen satu tahun sekali, dan saat ini saya sedang memanennya, setelah saya kupas kemudian saya kumpulkan untuk dijual ke Pasar Subah ataupun Pecalungan," katanya, Kamis (25/10).
Pihaknya menambahkan, di pasaran harga jengkol tak pernah turun, dan untuk musim panen kali ini, harga jengkol mencapai Rp 17 hingga Rp 20 ribu perkilogram.
"Tapi setelah dikupas jengkol harus langsung dijual karena jika disimpan terlalu lama kualitasnya akan menurunkan, untuk satu pohon biasanya saya mendapat Rp 1,5 juta. Namun karena musim tidak terlalu bagus, Selasa lalu saya hanya dapat Rp 1 juta, dan yang sedang saya panen kali ini akan langsung saya jual," tuturnya.
Adapun Kepal Desa Durenombo, Sireng menambahkan, jengkol merupakan potensi yang menjadi primadona di desanya, bahkan Desa Durenombo bisa dibilang sentra jengkol.
"Karena hampir seluruh warga memiliki pohon jengkol, minimal memiliki dua pohon. Desa Durenombo bisa dibilang sentra jengkol," tambahnya.
Pihaknya menambahkan, sekitar 90 ton jengkol hasil panen di desanya dipasok ke berbagai pasar yang ada di Kabupaten Batang.
"Kalau jumlah jiwa di Desa Durenombo sekitar 2000 orang, dan hampir semua keluarga menanam jengkol, hanya saja desa kami terisolir karena akses jalan sangat buruk, maka dari itu belum banyak yang mengetahui bahwa Desa Durenombo merupakan pemasok jengkol terbesar di Kabupaten Batang," ujarnya.
Advertisement