Ketika Anggota TNI dan Polri Dalam Satu Pelaminan
Winong - Melepas masa lajang merupakan suatu kebahagiaan bagi kedua mempelai, baik laki-laki maupun perempuan. Namun sepertinya lebih bahagia lagi, jika sang mempelai laki-laki merupakan prajurit TNI, pasalnya prosesi pernikahan prajurit TNI akan diwarnai upacara Sangkur Pora.
Seperti pada prosesi pernikahan anggota Batalyon Armed 3, usai melakukan ijab kabul, dilanjutkan dengan upacara militer Sangkur Pora, yang sudah menjadi tradisi pada prosesi pernikahan anggota TNI. Pratu Muhammad Yogik Terriayudha Timoriyanto dr Yon Armed 3/105 Tarik dengan Bripda Arti Arfiana Anggota Polsek Pati Kota Polres Pati di Desa Blingijati, Kecamatan Winong Putri dari Bapak Warsito.
Pagi hari pukul 09.30 WIB sang penghulu memimpin upacara ijab kabul pernikahan yang menjadi wali Kapten Inf Mujima, Komandan Koramil 15/Batangan. 13/05/18.
Para tamu undangan menyaksikan dengan penuh haru dan gembira becampur bahagia menyaksikan tradisi seperti ini, bahakan mereka baru pertama kalinya menyaksikan seperti ini.
Kapten Inf Mujima menyampaikan "pernikahan antara anggota TNI dan POLRI yaitu ananda Pratu Muhammad Yogik Terriayudha Timoriyanto dari Yon Armed 3/105 Tarik dengan Bripda Arti Arfiana Anggoat Polsek Pati Kota Polres Pati, ini menandakan SINEGRITAS TNI dan POLRI menjalin hubungan yang Solid, semoga ananda berdua bisa terjalin hubungan yang harmonis dan bisa menjadikan suri tauladan di Satuan di masyarakat umum.” Tambahnya.
Setelah keduanya sah menjadi pasangan suami istri orang tua kedua pasangan merasa terharu dan gembira. Tradisi Sangkur Pora yang sudah menjadi tradisi Satuan ini merupakan suatu hal yang dapat dibanggakan karena ini, adalah suatu bentuk perhatian dan suatu wujud kepedulian sekaligus rasa hormat dari Pimpinan dalam hal ini adalah Komandan Kesatuan. Kesiapan Tim Sangkur Pora, antara lain adalah Tim inti terdiri dari Anggota Batalyon Armed 3/105 Tarik
Prosesi selanjutnya, kemudian kedua mempelai bersama rombongan menuju tempat resepsi. Sampai di tempat resepsi kedua mempelai akan turun dan disambut untuk kemudian diarak menuju tempat laporan Komandan Tim Sangkur Pora.
Posisi sangkur terhunus melambangkan bahwa, dengan bersikap dan berjiwa ksatria, kedua mempelai akan selalu siap untuk mengatasi segala rintangan hidup, yang akan menghalangi dan akan menghambat perjalanan bahtera kehidupan mereka. Kedua mempelai kemudian harus melalui gerbang, dengan formasi berbanjar, sebagai gambaran yang mengandung arti bahwa, pintu gerbang yang baru dilalui merupakan awal dari suka dan duka dalam menempuh kehidupan yang baru, sebagai keluarga yang bahagia.
Lalu kedua mempelai berjalan diiringi Tim Sangkur Pora dengan formasi melingkar, melambangkan bahwa antara, Pratu Muhammad Yogik Terriayudha Timoriyanto masih terjalin hubungan ikatan bathin yang kuat sebagai kakak,rekan dan adik, dengan hati yang rela melepaskan kedua mempelai untuk berjuang menempuh bahtera kehidupan yang baru. Kemudian melakukan, formasi melingkar membentuk payung. Usai melaksanakan formasi itu, kemudian dilanjutkan pemasangan cincin yang di lakukan oleh wali KaptenInf Mujima.
Warsito sebagai orang tua dari mempelai wanita merasa bangga dan terharu melihat tradisi pernikahan anaknya yang begitu meriah dengan adanya tradisi seperti ini, "dan baru kali ini saya menyaksikan secara langsung bahkan anak kami sendiri, semoga mereka berdua bisa menjadi keluarga yang “ SAKINAH MAWADDAH WAROHMAH “ Amiin.” Harapannya. ( Ansori )
Advertisement