Kebersamaan Ramadhan Lewat Buka Bersama Paguyuban Perangkat Desa Pare
Ramadhan yang identik dengan ibadah puasa dijalani semuat umat Islam di seantero dunia termasuk di Kediri, dan salah satu aktifitas yang kerap kali dilakukan komunitas tertentu ialah berbuka bersama atau sahur bareng sesama rekan. Paguyuban perangkat desa se-Kecamatan Pare mengadakan buka puasa bersama di rumah makan Jeng Nunuk yang berlokasi berdampingan dengan pemandian atau kolam renang corah kemarin sore, rabu (14/06/2017)
Seperti biasa aktiftas jelang dikumandangkannya adzan maghrib tanda waktunya berbuka puasa, ngobrol ala kadarnya dengan topik bahasan campuran, dari dunia sepakbola, kondisi pertanian terkini hingga trending topik seputar kematian selebritis Jupe juga turut meramaikan suara-suara disekitar rumah makan ini. Santai bareng sambil melihat jam dinding sudah hal biasa saat bulan Ramadhan ini tak terkecuali Danramil Pare, Kapten Arh Ajir, Kapolsek Pare, AKP Mustakim dan Camat Pare, Anik Wuryani.
Sarminto, yang sehari-hari berprofesi Kepala Dusun di Desa Tertek, sekaligus sebagai Ketua Panitia buka bersama ini, sangat menginginkan acara ini tidak sekali saja dalam bulan Ramadhan ,tetapi digilir tiap desa dan lokasinya harus ada di desa tersebut.
“Kedepan kita akan adakan buka puasa bersama ini per desa bukan satu kecamatan seperti ini, tetapi yang diundang orangnya tetap sama. Jadi kita bisa bergiliran satu persatu dalam satu bulan. Menu makanan tergantung depot atau rumah makan atau warung yang ada, tidak usah dipaksakan terlalu mewah. Lokasinya harus di desa yang mendapat giliran tidak boleh diadakan diluar desa itu. Jadinya kita bisa menikmati makanan dari depot atau rumah makan atau warung yang ada di Kecamatan Pare,” ungkap Sarminto.
Berbeda dengan Anik Wuryanti, idealnya, cukup sekali dalam satu bulan, agar tidak terkesan acara sejenis ini terlihat hura-hura, tapi lebih mengedepankan kebersamaan Demikian juga pendapat Muryanto, yang juga seorang perangkat desa, menurutnya ide tersebut perlu juga mempertimbangkan kondisi keuangan, tidak sekedar mengadakan acara yang terkesan berlebihan.
“Kalau saya sendiri idealnya disesuaikan dengan kondisi saja, tidak perlu harus bergiliran. Tetapi tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan lebih dari satu kali dalam sebulan. Acara seperti ini juga tidak perlu harus di rumah makan, tetapi juga bisa di warung.” Kata Kapten Arh Ajir.
Advertisement