I'tibar dari Si Burung Merak...
Adalah burung Merak, yang menganggap dirinya memang beda dengan burung-burung lainnya...
Aku memang beda dari burung lainnya, pengakuannya dalam hati. Dan karenanya, aku tak pantas dianggap sebagai burung kebanyakan...
Suaraku memang tak terlalu merdu, tapi ketampanan maupun kecantikanku tidaklah ada yang mampu menandingi...
Akulah sejatinya yang mampu membuat tidak cuma jenis burung yang terpesona, tapi binatang dan makhluk lainnya pun menatapku dengan penuh ketakjuban...
Jika mereka memperhatikanku, maka aku tak segan memamerkan tubuhku dengan bulu berwarna-warni, indah mempesona...
Aku bentangkan kedua sayapku, agar bulu-bulu di tubuhku yang indah menawan menampakkan kebesaranku...
Semua yang menatapku takjub dan tidak mustahil iri melihat keberadaanku. Aku memang beda, aku boleh sombong...
Tapi satu hal, yang aku tak mampu menutupi kekuranganku...
Saat kukepakkan dua sayapku yang indah itu, aku sedih saat kepalaku melongok ke bawah, kulihat kedua kakiku yang kecil ramping, tampak tidak proporsional...
Kaki kecilku, yang kurus itu, sungguh tidak menawan, dan itu menampakkan kekuranganku...
Jika melihat kedua kakiku itu, tampak kusadari, air mataku menetes... Tidak mungkin lagi aku bisa berbangga diri, seolah makhluk paling indah nan sempurna...
Aku ternyata tidak ubahnya jenis burung, sebagaimana burung lainnya, yang juga memiliki kekurangan...
Kakiku telah mengajarkanku, bahwa tak ada yang sempurna kecuali Kesempurnaan Sang Pencipta...
Kita pun, makhluk yang paling sempurna yang diciptakan-Nya, semestinya bisa belajar dan mengambil i'tibar dari kisah Si Burung Merak...Kesombongan cuma akan melahirkan penyesalan...
Wallahu A'lam...*
Ady Amar, pemerhati sosial dan keagamaan, tinggal di Surabaya
Advertisement