Islam dari Arab, Benar Lho...!
Syafii Maarif, mantan Ketua Umum Muhammadiyah, dalam wawancara dengan ngopibareng.id melontarkan pernyataannya, yang tidak salah, tapi tidak semestinya: Islam dan Arab, Beda Lho!
Mengapa tidak semestinya? Karena semua orang pastilah sudah tahu, bhw Islam tidak identik dengan Arab. Banyak agama-agama lain juga bisa diterima dengan baik, dan hidup berdampingan dengan Islam sebagai agama mayoritas dibelahan Arab...
Jadi tidak ada yang istimewa dan berkelas dari pernyataan Syafii Maarif di atas... Pernyataan yang disampaikannya itu tidak berdiri sendiri...
Wawancara itu sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan judul di atas, dan hanya kepintaran redaksi ngopibareng sajalah, dari sepotong kalimat dari narasi panjang, dijadikan judul yang dapat membelalakkan mata, dan mengerenyitkan dahi... tapi tidak sampai mengepalkan tangan... Hhmm...
Apa yang dilakukan redaksi itu bukanlah hal yang salah, itu dibenarkan dari aspek estetis, relevan dan komersial. Tapi aspek lainnya etis, tentu debatable, dan itu sah-sah saja...
Tentu, yang tidak "suka" dengan ungkapan sarkasme pak Syafii, bisa pula membuat judul yang "menghibur", tapi benar adanya, Islam dari Arab, Benar Lho...
Pak Syafii itu sedikit dari intelektual terbaik yang dipunyai negeri ini, meski terkadang pendapatnya itu bisa membuat meradang orang yang mendengar atau membaca pandangannya.
Tidak ada yang salah dari pendapat yang disampaikannya, itu biasa-biasa saja, meski pendapatnya bukan pendapat yang tidak dapat dipatahkan.
Radikalisme "seolah" selalu dibenturkan dengan Arab, bahkan pada Islam, dan itu terus diulang-ulangnya. Tidaklah salah jika seorang kawan, menyebutnya, "Bahwa pak Syafii sudah tidak punya jualan lagi. Karenanya, yang dijual ya itu-itu saja. Tidak punya tesis baru..."
Saya sendiri tidak setuju dengan pendapat kawan di atas. Karena bisa jadi hal yang diulang-ulangnya itu adalah hal yang memang patut mendapat penegasan atau penguatan tersendiri.
Tapi saya sepakat dengan pendapat komunal yang mengatakan, bahwa Radikalisme atau Terorisme itu ada dimana-mana. Sedang penyebabnya bukan dari ajaran Agama, tapi lebih pada ketidakadilan sosial, politik, pendidikan, dan faktor-faktor lain yang mengikutinya.
Jadi tidak fair jika Radikalisme atau Terorisme hanya dinisbatkan pada agama tertentu, Islam, padahal Kristen, Katolik, Hindu dan Budha pun tidak luput dari persoalan itu...
Saya jadi teringat pada apa yang pernah disampaikan Hujjatul-Islam, Al-Ghazali, lebih dari sepuluh abad yang lampau, "Yang paling aku takutkan adalah kerancuan berpikir para pemikir."
Kerancuan itu bisa menyasar siapa saja, termasuk pak Syafii Maarif... Meski demikian, dia tetap saja saya hormati dari seseorang yang sedikit itu...*
Ady Amar
Advertisement