Dlh Bojonegoro Bekali Warga Tondomulo Cara Membuat Pupuk Kompos
BOJONEGORO, - Sebanyak 30 orang warga Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, yang terdiri dari kelompok tani dan karang taruna menerima pelatihan pembuatan pupuk kompos dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro di Balai Desa setempat, Kamis (18/07).
Kegiatan yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya ini dibuka langsung oleh Sekretaris Desa Tondomulo, Arya Kumala Putra.
Dalam kata sambutannya, Arya Kumala Putra mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke- 105 tahun 2019 diwilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
"Adapun materinya akan disampaikan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, harap disimak dengan seksama bagaimana tahapan pembuatan pupuk kompos tersebut," pintanya.
Sementara itu, Muslim, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro langsung memberikan cara-cara pembuatan pupuk kompos yang memanfaatkan limbah keluarga kepada para hadirin yang sudah tak sabar ingin mengetahui proses kompos tersebut.
Diungkapkannya, bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kompos ini berasal dari limbah rumah tangga sisa-sisa makanan seperti kulit keladi, pisang, ampas kelapa, rumput-rumputan, batang pisang, dedaunan, jerami, buah-buahan, daun pepaya, daun sirsak, dan lain sebagainya.
"Bahan tersebut, tidak sulit didapatkan dan banyak ditemukan di sekitar perkampungan dan ladang warga. Salah satu manfaat penggunaan kompos adalah mampu mempertahankan dan menjaga kesuburan lahan pertanian. Sehingga lahan dapat dipakai dalam jangka waktu lama," pungkasnya.
Kepala Dusun Jetis, Arif Iswanto (34) turut dalam pelatihan ini mengatakan bahwa ia dan warga yang lain mendukung penuh adanya penyuluhan-penyuluhan baik yang dilakukan oleh pihak Kodim Bojonegoro maupun instansi lainnya. Sehingga, pengetahuan dari penyuluhan-penyuluhan itu dapat mengatasi kesulitan para warga yang berprofesi sebagai petani dalam memperoleh pupuk kimia.
"Biaya pembuatan sangat murah dan juga meminimalisir penggunaan pupuk kimia yang harganya juga relatif mahal, dan tanah juga tetap subur dalam waktu yang lama," tandasnya.(arditya)
Advertisement