Di Desa Blukbuk Tangerang, Istri Tni Bekali Ibu-ibu Keterampilan
ronjo - Ibu-ibu Desa Blukbuk, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, dibekali keterampilan tangan (handy craft) dan membatik oleh Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana (KCK) Kodim 0510/Tigaraksa, Kamis (1/8/19).
Keterampilan tangan dihelat di Majelis Taklim Hidayatul Ikhwan, sedangkan keterampilan membatik dihelat di tenda yang dibuat khusus di dekat Posko TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 105 Kodim 0510/Tigaraksa yang digelar sejak 10 Juli lalu.
Narya, salah satu perwakilan Persit dari Koramil Kresek Kodim 0510/Tigaraksa, tampak bersemangat mempraktikan salah satu kerajinan tangan yang ia kuasai. "Kami mencoba membuat kipas, boneka flannel dan anyaman yang terbuat dari tali koor," ujarnya.
Praktik ini dilakukan, kata dia, agar ibu-ibu di lokasi TMMD memiliki kemampuan dalam membuat sesuatu kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
Sedangkan keterampilan membatik, dilatihkan oleh Persit bersama mentor dari dosen Dekorasi Kreatif Visual FV Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang, Itta Ernawati, mereka menuangkan kreatifitas di atas sehelai kain.
Itta Ernawati menyebut, kegiatan ini dilaksanakan guna meningkatkan semangat dan kecintaan ibu-ibu untuk membatik. "Batik merupakan kekayaan lokal yang harus dijaga keberadaannya," ujarnya.
Ia pun menjelaskan, metode yang digunakan untuk membatik ini adalah metode singkat yakni metode yang dilakukan secara keseluruhan dari awal hingga akhir pengerjaan membatik. "Ibu-ibu membuat sesuka hati motifnya, baik berupa fauna dan flora, dengan harapan mengubah mind set membatik yang sulit menjadi mudah dan menyenangkan," imbuhnya.
Setelah membuat motif, lanjut Itta, kemudian dipindahkan ke kain, kemudian baru digambar menggunakan canting. Motif yang sudah pindahkan ke kain diwarnai dengan menggunakan teknik kuas.
Ketua Persit yang juga istri Dandim 0510/Tigaraksa, Eva Parada tampak bergembira membatik bersama puluhan ibu-ibu tersebut. "Melalui membatik, kami berharap kita semakin mencintai kekayaan lokal bangsa Indonesia, karena batik produk budaya Indonesia yang telah mendunia," ujarnya.
Eva Parada meyakini, membatik dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat. Pasalnya, kata dia, membatik bukan aktivitas biasa, namun perlu didukung pengetahuan dan wawasan kebudayaan lokal. "Selain mengisi waktu luang dan meningkatkan kreatifitas masyarakat, membatik juga menjadi ajang untuk terus belajar dan belajar" tambahnya
Ia berharap, agar kegiatan membatik ini menjadi rutinitas keseharian masyarakat Desa Blukbuk, karena kegiatan dapat mengasah kreatifitas dan menunjang perekonomian masyarakat.
Demikian juga dengan keterampilan tangan, ia juga berharap dapat dikuasai oleh masyarakat desa tersebut. "Keterampilan tangan ini sangat perlu dikuasai, agar ibu-ibu bisa memanfaatkan berbagai barang bekas atau bahan yang mudah didapatkan untuk membuat kerajinan tangan," imbuh Eva Parada.
Selain itu, setelah menguasai beberapa keterampilan tangan, Eva Parada berharap, kelompok perempuan di Desa Blukbuk semakin guyub, karena seringnya bertemu untuk mengikuti aktivitas bersama. "Dari guyub itu kami harapkan muncul kelompok kreatifitas yang dapat meningkatkan minat berwirausaha dari hasil karya sendiri, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga," pungkasnya.
Mendapatkan pelatihan keterampilan membatik tersebut, Sumiyati, warga setempat mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menyebut, pelatihan itu sangat penting bagi dirinya. "Saya baru pertama kali dapat pelatihan seperti ini, TNI memang luar biasa memahami kebutuhan kami," ungkapnya.
Ia berharap, usai mengikuti kegiatan itu, dapat mengembangkan kemampuan membatik, sehingga bersama kelompok perempuan di Desa Blukbuk itu, ia dapat membuat kelompok membatik. "Saya sih pengennya berkelanjutan, enggak cuma dapat pelatihan, tapi bisa dipraktekin. Nanti saya ajak ibu-ibu untuk bikin kelompok membatik," tambahnya.
Di tempat yang sama, Wakapendam Jaya Letkol Kav Antonius Totok mewakili Kapendam Jaya menyebut, keterampilan membatik dan_handy craft_ itu sebagai kegiatan non fisik Satgas TMMD. Menueurnya, kegiatan tersebut bertujuan untuk menyelaraskan dengan kegiatan fisik yang juga dilakukan Satgas TMMD. “Kegiatan fisik dan non fisik merupakan dua sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan TMMD di Kodim Tigaraksa,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan fisik dapat menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan kegiatan non fisik dapat meningkatkan sumber daya manusia di desa tersebut. “Kedua sasaran ini harus seiring jalan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Advertisement