Peningkatan Kualitas Pendidikan Terus Dorong Untuk Kemajuan Bangsa
Jakarta-wapresri.go.id. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting di dalam kemajuan suatu bangsa. Karena hal itulah maka pemerintah terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Sebagai bangsa tentu jelas tujuan kita. Tujuan semua bangsa ialah memajukan bangsanya dengan adil makmur, juga dalam tujuan berbangsa kita selalu disebutkan mencerdaskan bangsanya karena itulah maka fungsi pendidikan sangatlah penting,” demikian sambutan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka Simposium Internasional Pendidikan Islam di Kampus Unversitas Ibnu Chaldun (UIC) Jl. Pemuda, Rawamangun Jakarta, Rabu, 23/8.
Wapres menambahkan setiap kemajuan dapat dilihat dari adanya nilai tambah yang terus menerus pada bangsa ini. Dan nilai tambah bisa didapat dari Ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan hanya bisa apabila ada pendidikan.
“Karena itulah suatu universitas tentu mempunyai tujuan dan juga niat seperti itu.,”imbuhnya.
Lebih jauh Wapres memaparkan 2 (dua) makna pendidikan Islam yaitu, pendidikan tentang Islam atau pendidikan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Islam
“Apabila kita bicara tentang keislaman, ilmu, saya kira alhamdulillah di Indonesia ini sangat luar biasa. Puluhan ribu pesantren, ratusan mungkin, ribuan pendidikan Islam di tingkat perguruan tinggi di Indonesia ini,”paparnya.
“Pendidikan universitas Islam negeri saja ada 54 belum lagi pendidikan yang lainnya tentu ini memberikan wajah berbeda dari negara Islam lain, ditambah kultur bangsa ini yang plural yang moderat membawakan kita suatu persatuan, baik untuk negeri ini,”lanjutnya
Wapres juga mengatakan, perguruan tinggi sebagai lembaga keilmuan harus visioner dalam membawa perubahan. Ia membandingkan, fungsi perguruan tinggi berbeda dengan museum yang digunakan sebagai prasasti sejarah.
"Selalu saya katakan, apa beda antara museum dan perguruan tinggi? Museum bicara masa lalu, universitas bicara masa depan," ujarnya.
"Karena itu jangan hanya bangga nama universitas ini Ibnu Chaldun sehingga kita bangga Ibnu Chaldun seorang pemikir Islam begini hebat, itu kebanggaan masa lalu. Yang Kita butuhkan adalah jalan yang lurus pada masa datang," ucapnya.
Wapres mendorong baik universitas maupun akademisi kampus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai substansi keberadaannya di tengah masyarakat. Tanpa semangat untuk mengembangkan keilmuan, universitas akan kehilangan identitasnya.
"Universitas tentu penting, kampusnya nomor dua, tapi nomor satu yang penting adalah isinya, keilmuan, kesadarannya, substansi, kerja keras semua dapat berkembang apabila semangat itu timbul," terangnya.
Wapres mengungkapkan keprihatinannya atas perpecahan dan konflik yang melanda negara-negara Islam di Timur Tengah.
“Dunia Islam hari hari ini dengan sedih kita lihat perpecahan-perpecahan, kita lihat begitu banyak konflik antara negara Islam sehingga sering saya katakan tiap kali kita berbicara hijrah tentu kita bicara hijrah dari Mekkah ke Madinah, tapi sekarang ini hijrah dari Syiria, ke Eropa, hijrah dari Irak ke Eropa,”ungkapnya
“Semua ini memberikan tetesan kesedihan, kita semua melihat dunia islam seperti ini, saling membunuh, saling memberikan konflik satu sama lain, sehingga apabila kita bicara Islam “rahmatan lil ‘alamin” tentu bagaimana caranya melaksanakan itu. Apakah “rahmatan lil ‘alamin” sebagai berperang satu sama lain? Saling membunuh satu sama lain? Tentu bukan agama yang salah, perilaku yang salah,”sambungnya.
Menutup sambutannya Wapres mengajak para mahasiswa disamping mempelajari keagamaan harus juga bagaimana menggerakkan motivasi bangsa umat untuk maju bersama sama. “Karena, kalau tidak tentu kita ketinggalan,”pungkasnya.
Gelaran Acara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 tahun dan Milad UIC Jakarta ke 61 ini, bertujuan untuk memperoleh masukan mengenai budaya, maupun aspek pendidikan Islam yang dapat memberikan konstribusi optimal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI.
Hasilnya, diharapkan terwujudnya rusmusan sistim pendidikan Islam yang komprehensip, sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam di lingkungan perguruan tinggi Islam pada umumnya.
Simposium yang bertemakan “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam Dan Memperkokoh Persatuan Dan Kesatuan NKRI” dihadiri sejumlah tokoh-tokoh pendidikan Islam dari dalam dan luar Negeri antara lain : Prof. Dr. Kamaruddin. M.Saik Pakar Pendidikan dan Kebudayaan Malaysia, Dr. Hakim Abdullah Sofyany Pakar Pendidikan Islam (Yaman), Prof. Dr. Abdillah Muhammad Ahmad Pakar Pendidikan Oislam (Sudan).
Dalam simposium tersebut Wapres di dampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto (KIP-Setwapres).
Advertisement