Banting Tulang Membangun Turap, Satgas Tmmd Tak Kenal Lelaha
BONTANG – Berkecimpung dengan lumpur, bekerja di bawah terik matahari, bekerja keras mengangkat material setiap hari, tak menjadi hambatan para prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-102 untuk terus menyelesaikan pengerjaan turapnya. Meski harus banting tulang setiap hari, namun karena semangat kemanunggalan dan perjuangan yang berkobar di dalam jiwa TNI, sehingga membuat prajurit TNI tetap bersemangat menjalankan tugasnya.
Medan yang ekstrim bukan hambatan bagi mereka. Strategi perang pun tak luput mereka gunakan ketika melaksanakan tugasnya setiap hari. Memasuki hari ke-19, bangunan turap di Sungai Bontang Jalan KS Tubun Kelurahan Api-Api maupun di belakang Masjid Nurul Jariah sudah mulai terlihat berdiri megah. Manfaatnya pun mulai dirasakan masyarakat.
“Pelaksanaan kurang lebih sisa 11 hari lagi. Ini akan terus kami maksimalkan agar bisa selesai tepat pada waktunya,” ujar Dandim Letkol Arh Gunawan Wibisono melalui Pasi Intel Kodim Lettu Inf Rukito.
Sebagai informasi, program TMMD ke-102 ini akan dilaksanakan selama sebulan mulai 10 Juli-8 Agustus 2018. Tujuannya, membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan yang bersifat fisik maupun non fisik. Selain itu juga bertujuan untuk memantapkan kemanunggalan TNI dengan rakyat.
Kegiatan TMMD ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu fisik dan non fisik. Untuk kegiatan fisik, menyasar penurapan Sungai Bontang yang berlokasi di Kelurahan Api-Api, pembangunan turap di lokasi Masjid Nurul Jariyah Loktuan, serta pemasangan paving block di Gereja Kemah Injil Indonesia Haleluya (KIIH) di Kelurahan Telihan. Adapun kegiatan non fisik, terdiri dari sosialisasi wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara, sosialisasi kerukunan hidup beragama, sosialisasi bahaya laten komunis (balatkom) dan radikalisme, penyuluhan program Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan, penyuluhan pertanian dan peternakan, penyuluhan hukum dan kamtibmas, serta bahaya bencana dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (bbg)
Advertisement