54 Relawan Peace Corps Indonesia Asal USA Secara Resmi Di Wisuda
Relawan asal USA yang tergabung dalam Peace Corps Indoensia, secara resmi diwisuda di STAIN Kota Kediri, usai menempuh studi bandingnya di Indoensia, terutama di Kota Kediri. Kepastian wisuda ke 54 relawan itu, dipastikan lewat ceremonial wisuda yang berlangsung di STAIN Sports Center, senin (22/05/2017)
Saat berdialog langsung di ruang tamu STAIN Kediri, Pasi Intel Kodim Kediri, Kapten Czi Bagus Handoko berbicara langsung dengan Mrs.Youvene, salah satu pimpinan dari reawan asal USA itu, “Indonesia barometer pluralis dunia. Disini banyak penduduknya beranekaragam budaya, banyak agam yang dianut penduduknya, banyak bahasa yang dipakai penduduknya. Semua daerah di Indonesia sangat menjunjung tinggi nasionalisme sekaligus identitas daerahnya. Kita semua berdasar pada Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika itu adalah semboyan bangsa kita. Pancasila adalah ideologi kita.”
“Kami tahu. Kami banyak mengenal Indonesia dari internet, televisi, media AS. Ketka kami berada di Indonesia, saya kagum dengan banyaknya suku disini, banyaknya bahasa disini, tetapi bangsa ini tetap menjadi satu, tidak berdiri sendiri. Indonesia harus dicontoh negara lain yang saat ini konflik,” kata Mrs.Youvene.
Ke 54 warga negara AS yang di wisuda tersebut, 7 orang berasal dari Bartlesville, Tulsa, Ardmore di negara bagian Oklahoma, 15 orang dari Conway, Russelville, El Dorado, Greenville di negara bagian Arkansas, 8 orang dari Nashville, Jackson, Chattanoga, Knoxville di negara bagian Tennesse, 9 orang berasal dari Durham, Grensboro, Wilson, Hickory, Fayetville di negara bagian North Carolina, 9 orang dari Albany, Valdosta, Dothan di negara bagian Geogia, dan 6 orang dari Lakecharles, New Iberia di negara bagian Lousiana.
“Indonesia terbuka untuk masyarakat dunia. Kita dengan terbuka menerima persahabatan dari negara lain. Kita bisa bekerjasama. Banyak perbedaan masyarakat disini, suku yang berbeda-beda, agama yang berbeda-beda, bahasa yang berbeda-beda, tetapi semua bangsa Indonesia berkomitmen satu nusa ,satu bangsa dan satu bahasa,” kata Ketua STAIN Kediri, Dr.Nur Chamid,MM
Salah satu wisudawan, Greg Dhomery asal Konxville mengungkapkan ,”Kondisi di Indonesia harus bisa diterapkan di negara-negara konflik. Disini penduduk hidup bersama, padahal berbeda suku, berbeda agama, berbeda bahasa. Kami akan menulis banyak tentang Indonesia dan orang AS harus tahu itu, dunia harus mengetahuinya.”
Advertisement