Vaksin Merah Putih Lama, Indonesia Tetap Impor Vaksin
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia masih akan terus melakukan impor vaksin khusus virus corona atau Covid-19 dari beberapa negara untuk dapat mencapai target vaksin 181,5 juta warga tervaksin dalam satu tahun.
Impor harus dilakukan karena sampai saat ini proses pembuatan Vaksin Merah Putih masih jauh dari harapan. Perkembangan Vaksin Merah Putih saat ini baru akan memasuki uji klinis tahap satu.
"Mungkin bibit vaskin akan dikirim ke Biofarma untuk bisa dimulai produksi untuk kemudian dilakukan uji klinis tahap satu. Kita harap vaksin Merah Putih di semester pertama 2022 bisa keluar izin pemakaian dari BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan). Jadwal kalau gak Maret atau April hasilnya dimasukkan ke Biofarma," kata Budi usai meninjau proses vaksinasi berjenis AstraZeneca terhadap ratusan kiai di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Surabaya, Selasa 23 Maret 2021.
Ia mengatakan, proses pengembangan vaksinasi ini memang tak bisa cepat dan butuh penelitian yang harus dilakukan secara detil. Karena itu, memang tidak ada kata tertunda dalam upaya produksi vaksin buatan anak negeri.
"Sebenarnya gak tertunda cuma ada beberapa proses yang dilakukan lebih lama yaitu karakterisasi atau pembersihan karena awalnya dari hewan, sehingga dibersihkan dulu komponen genetik hewannya," jelas mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu.
Karena itu, untuk mempercepat proses vaksinasi Pemerintah RI masih perlu melakukan impor. Sementara yang sudah didapat adalah vaksin Sinovac dari China, lalu vaksin AstraZeneca dari Inggris, lalu vaksin Novavax buatan Amerika Serikat, serta Vaksin Pfizer BioNTech kolaborasi Amerika dan Jerman yang akan datang bertahap.
Tindakan itu sangat penting, kata Budi, sebab saat ini seluruh negara di dunia berebut untuk mendapatkan vaksin dengan cepat.
"Alhamdulillah kita bisa dapat untuk 181,5 juta rakyat Indonesia, kita butuh 360 juta lebih dosis. Ketika dapat kita gak bisa milih, kita rebutan seluruh dunia karena 5,5 miliar butuh 11 miliar dosis vaksin, padahal produksinya 4 miliar per tahun. Begitu dapat, kita dapat empat jenis yakni Sinovac, AstraZeneca, Novavac, dan Pfizer yang akan digunakan dalam 12 bulan ke depan bagi 181,5 juta warga," jelasnya.
Hanya saja, Budi tidak menyebut secara rinci jumlah masing-masing vaksin yang didatangkan. Vaksin-vaksin tersebut diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan untuk 181,5 juta masyarakat Indonesia.
Advertisement