Zulfan Lindan Dinonaktifkan, Ini 3 Pernyataannya yang Kontroversi
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menonaktifkan Zulfan Lindan dari jajaran pengurus lantaran pernyataannya yang dinilai menurunkan citra partai.
Surat penonaktifan ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Surya Paloh dan Sekjen Johnny G Plate dan ditujukan kepada Zulfan pada hari ini, Kamis, 13 Oktober 2022.
"Saudara Zulfan Lindan telah mengeluarkan pernyataan tidak produktif bahkan cenderung menurunkan citra Partai NasDem, maka Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem menyampaikan peringatan keras kepada saudara Zulfan Lindan," mengutip bunyi surat penonaktifan.
"Tanggung jawab inilah yang kemudian membuat Partai NasDem memberikan peringatan keras kepada saudara Zulfan Lindan," kata Paloh lewat siaran pers.
Paloh mengingatkan bahwa NasDem senantiasa melandasi gerak dan tindakan dengan pemikiran yang kuat. Bukan hanya dengan narasi yang sekadar menimbulkan sensasi serta kegaduhan.
"Peringatan ini diharapkan memberikan pelajaran bagi seluruh kader dan fungsionaris Partai NasDem untuk terus menjaga karakter dan jati diri sebagai partai gagasan dengan semangat perubahan," kata Paloh.
Diketahui, Zulfan Lindan sebulan terakhir mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dengan mengkritik dan menyindir Presiden Jokowi dan partai politik pendukung pemerintahan Jokowi. Berikut tiga pernyataan Zulfan Lindan yang menuai polemik.
1. KIB Koalisi Ecek-ecek
Pada September 2022, Zulfan Lindan menyebut Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB merupakan koalisi tak sungguh-sungguh atau ecek-ecek.
Zulfan Lindan mengutarakan hal itu saat diskusi Adu Perspektif dengan tema 'Membaca Manuver Tabloid, Dewan Kolonel, hingga Isu Dendam Lama', Senin, 26 September 2022.
"Lainlah, kalau KIB jangan disamakan dengan koalisi ini (NasDem, PKS, Demokrat). KIB itukan koalisi ecek-ecek itu," kata Zulfan Lindan.
Pernyataan Zulfan Lindan itu menuai reaksi dari parpol anggota KIB yakni PAN, PKP, dan Partai Golkar.
2. Sindir Jokowi yang Berduka
Zulfan Lindan dalam diskusi Adu Perspektif, Senin, 3 Oktober 2022, seperti diberitakan sejumlah media menyindir Presiden Jokowi yang enggan berkomentar soal deklarasi Anies sebagai capres karena masih dalam suasana duka akibat Tragedi Kanjuruhan.
Zulfan Lindan menyindir Jokowi berduka padahal masih sempat menghadiri peresmian kawasan industri di Jawa Tengah. Pernyataannya itu mendapat reaksi dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin. Ngabalin mengatakan Jokowi tidak elok bicara politik saat itu karena masih dalam suasana duka.
"Lucu ada politisi yang sakit dan nyinyir Jokowi menolak komentari soal politik praktis," ujar Ngabalin yang dikutip lewat akun Twitter pribadinya, Rabu 5 Oktober 2022.
3. Menyebut Anies Baswedan sebagai Antitesis Jokowi
Zulfan Lindan juga sempat mengatakan sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan antitesis atau pertentangan yang cocok dari Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut dikatakan oleh Zulfan sebagai satu dari antara banyak alasan kenapa Partai NasDem mendeklarasikan Anies sebgai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024. Ia juga menegaskan NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.
"Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebgai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari anti-tesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi,” ujar dalam acara Adu Perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa, 11 Oktober 2022 malam.
Lebih lanjut, Zulfan menegaskan sosok yang ia sebut antitesis ini hanya ada pada figur Anies. Pernyataan Zulfan Lindan mendapat reaksi dari PDIP.