Zuhro: Mengurangi Gaduh Kampanye dengan Adu Program
Adu program pada masa kampanye yang sempat dijanjikan kandidat presiden dan wakil prediden ternyata belum juga bisa terlihat. Dua kubu baik Jokowi-Makruf maupun Prabowo-Sandi terkesan masih mengutamakan saling serang dan mencari kesalahan lawan daripada adu gagasan.
Peneliti Senior dan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro berpendapat kubu Jokowi maupun kubu Prabowo, seharusnya keluar dari pola lama yang mengedepankan politik isu.
"Pola ini hanya akan menimbulkan kegaduhan dan menghabiskan energi. Sementara masyarakat tidak memperoleh pendidikan politik yang sehat menjelang elektoral atau pemilihan umum," kata Siti Zuhro, kepada Ngopibareng di Jakarta, Kamis 18 Oktober 2018.
Sudah waktunya kedua kandidat berbicara pada tataran progam dan gagasan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat ke depan.
Masyarakat harus diberi pencerahan jangan dibawa ke lingkaran arus pertentangan, serta dipaksa memilih kucing dalam karung.
Berbicara soal kalah menang pada pilpres mendatang, peneliti senior LIPI itu mengatakan, peluang incumbent dalam elektoral cukup besar. Baik itu pemilihan presiden, Gubernur, Bupati maupun Walikota.
Pertimbangannya, incumbent sudah pernah berkuasa, berpengalaman dan bisa memanfaatkan fasilitas yang melekat pada jabatannya. Berbeda dengan penantang yang berangkat dari titik nol.
Tapi bukan berarti incumbent tidak bisa kalah. Yang terjadi selama ini, yang bisa mengalahkan incumbent adalah kredebilitas incumbent itu sendiri.
Siti Zuhro memotret peluang pasangan Jokowi-Ma'ruf dinilai cukup besar, tapi kalau peluang ini tidak dijaga, mitos Incumbent selalu unggul akan jungkir balik dan bertolak belakang.
Karena itu para juru bicara tim pemenangan kandidat presiden dan wakil presiden, harus dibekali strategi dan ilmu komunikasi politik yang santun dan jangan asal beda.
Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum RI, Arief Budiman secara terpisah menjelaskan keinginan adu progran dan gagasan itu bisa mengurangi kegaduhan politik.
Dalam pesan tertulis yang dikirimkan pada ngopibareng.id, Kamis 18 Oktober 2018, KPU mendorong kubu Jokowi maupun Prabowo memenuhi janji yang diucapkan saat mengikuti deklarsi kampanye pemilu damai di Monas. Antara lain berjanji akan mengedepankan adu program, bukan adu caci maki, hoax dan mencari kesalahan lawan. (asm)