Pameran Virtual, Mahasiswa Isi Jogjakarta Pilih Pakai Zine
Mahasiswa jurusan seni murni Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta baru saja membuka pameran seni online pada 27 Juli 2020. Mahasiswa yang tergabung dalam angkatan Nawanata 2019 itu memilih konsep Zine sebagai wadah untuk memajang karya seni.
Zine dipilih lantaran lebih praktis jika dibandingkan harus mengunggahnya di beranda Instagram. Ide menggunakan Zine tercetus setelah salah satu mahasiswa melihat konsep seorang fotografer di Youtube.
“Zine itu modelnya seperti majalah tapi lebih simpel, saya pertama kali lihat di Youtube milik seorang fotografer. Menurut saya, konsepnya menarik karena Zine lebih praktis dan bebas. Kalau upload di feed Instagram biar rapi kan harus ada tiga foto,” kata Aulia Mizan Nasution, tim penulis kepada Ngopibareng.id pada Rabu, 29 Juli 2020.
Dalam membuat Zine, prosesnya tidaklah sulit serta tak membutuhkan waktu lama. Karya yang sudah ada, akan didesain pada bagian layout beserta deskripsinya. Terlebih, untuk bisa mengakses Zine, pengunjung bisa mengunjungi laman yang sudah tersedia di akun Instagram Nawanata19.
Sejak 28 Juli 2020, terpajang sembilan karya lengkap dengan deskripsinya. Karya tersebut masuk dalam kategori sub tema Rindu dan Keterbatasan. Subtema ini diambil menyesuaikan karya yang sudah ada.
Pria yang akrab disapa Awi ini menyebut karya yang terkumpul sudah dikurasi oleh kurator agar tidak keluar dari tema. Yaitu tema utama “Kangen”, maksudnya rindu berkarya selama pandemi. Karya baru akan diunggah setiap dua hari sekali.
“Masing-masing karya yang terpajang masuk dalam subtema tertentu sesuai karya yang sudah ada. Ada tujuh sub tema dan per tema ada sembilan karya yang sudah dikurasi dosen kami agar tidak melenceng dari tema,” ujarnya.
Sementara itu, Awi juga menyadari keterbatasan Zine. Di mana antar seniman dengan audiens tidak bisa saling berinteraksi. Kendati demikian, kekurangan tersebut akan dijadikan sebagai bahan evaluasi.
“Mungkin berbeda dengan pameran offline ya, di sini audiens tidak bisa berinteraksi dengan senimannya. Ya itu bisa jadi bahan evaluasi untuk ke depannya,” tutupnya.