Zikir Fii Kulli Lamhatin, Amalan Khusus Mbah Moen & Guru Sekumpul
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Inilah Zikir Tarekat yang diajarkan KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen. Juga diamalkan bWali Qutub - Ganjil Raja Abah Guru Sekumpul Martapura atau KH Zaini Abdul Ghani, Sekumpul.
Namanya Tarekat Idrisiyah, diajarkan oleh Syekh Sufi Qutbul Ilmi Mekkah yang bernama Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani.
Beliau Master Sufi yang membuka majelis pengajian di Masjidil Haram tahun 1970-an. Namun kemudian dicekal, karena ramai pengikut
Disebabkan mengalahkan jumlah jamaah pengajian Wahabi. Sementara aliran Wahabi dekat dengan penguasa Arab Saudi dan mereka menolak ajaran Tasawuf - Sufi
Di sisi lain, ulama berpangkat Wali Qutbul Akwan dan berjuluk Ganjil Raja, Abah Guru Sekumpul juga mengajarkan tarekat ini
Fadhilah tarekat ini membuat alam kubur luas sejauh mata memandang
Dan ada malaikat datang membawa tempat tidur dan lampu penerang bagi penghuni alam kubur yang mengamalkan ini
Tarekat ini sering juga disebut, Zikir Fii Kulli Lamhatin, berikut lafadznya
لاَ اِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ
La ilaha illallah Muhammad Rasulullah fii kulli lamhatin wa nafasin 'ada dama wasi'ahu 'ilmullah
(Sekurangnya dibaca 3 kali pagi dan 3 kali sore. Kata Abah Guru Sekumpul. Artinya, lebih banyak boleh)
Arti lafadz itu yakni,
"Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, pada setiap pandangan dan nafas, sebanyak bilangan yang diliputi oleh ilmu Allah."
Mengapa disebut Tarekat Idrisiyah, karena Rasulullah mengajarkan kepada Syekh Idris, dalam pertemuan Yaqodzotan (terjaga)
Syekh Ahmad ibn Idris telah mendapat keistimewaan berupa pengajaran dari Rasulullah Saw
Bahwa kalimat Syahadat, agar menambahkannya dengan “fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adada ma wasi‘ahu ‘ilmullah.”
Ini menyebabkan zikir itu berlipat ganda nilainya. Telah bercerita Syaikh Ahmad ibn Idris:
Pada suatu ketika, telah bersabda Rasulullah Saw, “La ilaha illallahu muhammadur rasulullahi fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adada ma wasi‘ahu ‘ilmullah”
Telah aku simpan (yakni at-Tahlil al-Makhsus / az Zikr al-Makhsus) untukmu wahai Ahmad. Engkau tiada didahului oleh siapapun kepadanya
Maka ajarkanlah ia kepada para sahabatmu supaya mereka dapat berlomba-lomba dengan orang-orang yang terdahulu (al-awa’il).”
Syekh Ahmad ibn Idris Ra. berkata: Andai kata ada orang yg mengucapkan “La ilaha illallah muhammadur rasulullah” dari masa Nabi Àdam As hingga masa ditiupkan Sangka Kala.
Tetapi ada seseorang yang membaca zikir fii kulli lamhatin satu kali saja, niscaya pahalanya melebihi pembacaan yang sebelumnya.
Wallahu A'alam bishawab.
۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞