Zidane Ternyata Belajar dari Marcello Lippi
Zinedine Zidane tidak pernah merahasiakan fakta bahwa pelatih pertama yang meninggalkan kesan kuat pada dirinya adalah Marcello Lippi, yang melatihnya di Juventus antara tahun 1996 hingga 1999.
Zidane belajar banyak tentang sepak bola Italia dari Lippi, tidak hanya dari sisi fisik, tetapi juga secara taktik. Hal ini pula yang memicu lompatan besar pertama dalam kariernya sebagai pemain.
Paham Lippi tentang sepak bola bertahan menjadikan Juventus sebagai mesin pertahanan yang efektif, meski kedatangan pemain seperti Zidane dan Alessandro Del Piero membuat La Vecchia Signora juga memiliki kekuatan menyerang sangat dahsyat.
Dari Italia pula, Zidane belajar menghargai keseimbangan dalam permainan. Hal itulah yang ia katakan dalam banyak konferensi persnya musim ini.
Sebagai gambaran, di musim 2016/2017, dimana masa terbaik dalam sejarah modern Real Madrid ketika mereka memenangkan lima trofi dari enam musim, termasuk Liga Champions dan LaLiga. Los Blancos memiliki rataan kebobolan 1,2 gol per pertandingan. Namun, mereka mencetak hampir tiga gol per pertandingan.
Masa-masa itu hilang. Cristiano Ronaldo pergi ke Juventus dan Julen Lopetegui maupun Santiago Solari tidak bisa mengisi kekosongan pencetak gol terbanyak Real Madrid sepanjang masa itu. Termasuk Zidane yang datang untuk menyelamatkan kapal karam pada akhir kampanye 2018/2019.
Di musim ini, keseimbangan adalah kunci yang membawa pelatih Prancis untuk sementara berhasil. Zidane secara signifikan mengurangi kerentanan timnya, baik dalam urusan bertahan maupun menyerang.
Sekarang, Real Madrid kebobolan 0,8 gol per pertandingan, peningkatan yang signifikan dibanding tiga musim lalu, namun ketajamannya juga menurun, karena musim ini gol Madrid rata-rata 2,1 gol per pertandingan.
Namun, jika dikomparasi dengan era Ronaldo, sebetulnya penurunan itu tak signifikan. Semua berkat pendidikan sepak bola Italia yang diterapkan Zidane mulai berjalan dengan baik, memangkas margin dan memungkinkan Real Madrid untuk kembali menjadi kekuatan besar Eropa.
Madrid era Zidane saat ini berpeluang meraih dua titel, La Liga dan Liga Champions. Madrid masih menguasai puncak klasemen sementara La liga dengan keunggulan 1 poin atas Barcelona. Sedangkan di Liga Champions, meski pada leg pertama babak 16 besar kalah 1-2 dari Manchester City, kesempatan Madrid lolos ke babak perempat final masih terbuka.
Advertisement