Ziarah Makam di Gunung Uhud, Begini Riwayatnya
Umat Islam yang tengah beribadah umrah dan melakukan ziarah di Makkah dan Madinah, tentu akan menyaksikan Gunung Uhud. Gunung yang menjadi saksi perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) dalam berjuang menegakkan kalimat Allah.
Bagaimana kesempatan itu tak disia-siakan umat Islam, berikut catatan Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatawa MUI Jawa Timur.
Imam Nawawi dikenal sebagai penarjih utama dalam Mazhab Syafi'i. Jika ada 2 pendapat Imam Syafi'i dan murid-muridnya lalu dipilih salah satunya oleh Imam Nabawi maka pendapat itulah yang paling kuat. Kitab beliau di bidang fikih Syafi'iyah ada banyak, mulai At-Tanbih, Al-Majmu', Raudhatut Thalibin, Al-Minhaj dan sebagainya.
Tidak hanya ahli fikih, Imam Nawawi juga ahli hadis. Bukti paling nyata adalah kitab Syarah Sahih Muslim yang menjadi rujukan para ulama ahli hadis setelahnya. Kitab hadis beliau lainnya yang sering dijadikan kurikulum pengajian oleh kelompok Salafi adalah Riyadhus Shalihin. Imam Nawawi juga ahli sejarah, di bidang ilmu ini di antara karyanya adalah kitab yang menjelaskan tentang Sayidina Hamzah, paman Nabi, yang wafat di perang Uhud. Beliau berkata:
ﻭﺩﻓﻦ ﻋﻨﺪ ﺃﺣﺪ ﻓﻰ ﻣﻮﺿﻌﻪ، ﻭﻗﺒﺮﻩ ﻣﺸﻬﻮﺭ ﻳﺰاﺭ ﻭﻳﺘﺒﺮﻙ ﺑﻪ
Hamzah (paman Nabi) dimakamkan di dekat Uhud. Makamnya terkenal, diziarahi dan dijadikan tempat mencari berkahnya Allah (Tahdzib Al-Asma').
Ternyata Imam Nawawi tidak mengkafirkan ziarah Tabarruk. Karena memang hanya mengharapkan berkah dari Allah semata.
Doa Khusus
اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺒﻲ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
Ya Rabbana. Ia hambaMu yang selalu disebut dan kujawab dalam azan. Ia utusan terakhir Mu yang harus kusebut dalam Tahiyat akhir salatku. Ia adalah ciptaan terbaik Mu yang Kau puja-puji keagungan akhlaknya. Ia adalah kekasih Mu yang tak ada bosan bagiku menyebut namanya dalam salawat beribu-ribu kali.
Ya Ilaahana. Aku datang kepada Nabi Mu dengan segala dosa yang pernah ku perbuat, agar Engkau mengampuniku dan menerima istighfarnya untukku, sebagaimana firman Mu:
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
“... Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’ 64)
Demikian ulasan singkat Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatawa MUI Jawa Timur, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu, Bangkalan.
Zikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Advertisement