Zeta Ranniry Abidin Rayakan Ultah 17 Tahun dengan Pameran
Sebanyak 17 lukisan potret kontemporer menghiasi beberapa titik di Vasa Hotel, Surabaya. Lukisan dengan media akrilik dan cat minyak ini merupakan karya seniman muda asal Surabaya, Zeta Ranniry Abidin.
Potret-potret lukisan tersebut dipamerkan dalam pameran tunggal pertama karya Zeta biasa ia disapa. Uniknya, pameran tunggal siswi SMA kelas 3 ini digelar untuk merayakan ulang tahunya yang ke-17 tahun.
"Biasanya remaja lain kan kalau ulang tahun 17 mengadakan pesta. Nah, di sini saya coba buat yang berbeda dengan membuat pameran tunggal pertama saya," kata siswa SMA Santa Maria Surabaya ini.
Pameran yang ada di tiga titik Vasa Hotel ini berlangsung dari Jumat, 18 September hingga Senin, 28 September 2020.
Zeta mengungkapkan, sebanyak 17 lukisan yang dipamerkan semuanya merupakan lukisan figur perempuan. Menurutnya hal ini tak lepas dari keinginannya untuk lebih menunjukkan citra diri, juga untuk lebih mengekspresikan gagasan.
"Pameran ini merupakan ajang untuk menunjukan diri saya dan memulai karir. Maka dari itu, ini merupakan momumental untuk saya," imbuhnya.
Dari 17 lukisan itu, 14 di antaranya berukuran 50x60 cm. Sedangkan sisanya berukuran 120x150 cm. Untuk potret dalam lukisan, Zeta mengambil referensinya dari internet.
Zeta mengungkapkan, semua lukisannya ini dikerjakan selama pandemi Covid-19, yakni selama lima bulan.
"Awalnya tidak ada niat untuk pameran. Tapi di rumah saja dan punya waktu buat melukis. Jadilah 17 lukisan untuk dipamerkan," paparnya.
Sementara kurator lukisan Zeta, Aa Nurjaman menilai ada pengembangan dari referensi yang dilakukan oleh Zeta dalam lukisan potret kontemporernya.
"Misalnya untuk menciptakan warna kulit, ia banyak mengeksplor warna. Kalau warna kulit bule biasanya pakai warna putih, merah, dan merah muda, kali ini Zeta mengombinasikan banyak warna. Seperti ungu, biru, dan sebagainya. Ini kan di luar kelaziman," kata Aa Nurjaman ditemui di lokasi pameran.
Selain itu, bentuk rambut juga dieksplorasi dengan berbagai detail yang lebih ekspresif. Untuk itu, Aa Nurjaman mengatakan, bahwa karya Zeta ini pantas disebut karya lukis karena ada pengembangan di sana.