Zawawi Imron, Puisi Budayawan Madura untuk Gerindra
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengunjungi kediaman penyair kondang sekaligus budayawan, D. Zawawi Imron di Batang-batang, Sumenep, Madura, pada Jumat 25 Februari 2022. Menurut Muzani, selain silaturahmi, kadatangannya ke kediaman Penyair Celurit Emas, merupakan komitmen Partai Gerindra untuk menjadikan kesenian budaya sebagai alat pemersatu bangsa.
"Kami bahagia sekali bisa bersilaturahmi dengan KH Zawawi Imron yang merupakan penyair kondang, sekaligus budayawan yang karya-karyanya sangat luar biasa digemari banyak orang. Lebih dari itu sebenarnya Pak Kiai, selain silaturahmi, kami datang untuk menunjukkan bahwa seni itu adalah alat pemersatu bangsa," kata Muzani, usai pertemuan tersebut.
Menurut Muzani, kunjungan seperti ini sepatutnya penting dilakukan oleh sebuah partai politik. Karena itu akan mempermudah partai dalam rangka menyerap aspirasi rakyat. Sebab, menurut Muzani, rakyat selalu memberikan perhatian lebih kepada sosok ulama, apalagi ulama tersebut memiliki keahlian dalam bidang kesenian dan budaya seperti KH Zawawi Imron.
Orang Politik Peduli Budaya
"Oleh sebab itu penting bagi kami Partai Gerindra datang ke sini agar orang-orang politik itu ikut peduli serta melestarikan berbagai kesenian yang ada di Indonesia. Apalagi karya-karya Kiai yang banyak dikagumi masyarakat.
"Karena itu kami serukan agar orang-orang politik itu untuk bersilaturahmi sengan budayawan, supaya bisa mempertajam rasa, pikirian, dan rasionalitasnya dalam rangka menangkap aspirasi rakyat. Inilah cara kami untuk bisa melakukan itu dengan silaturahmi kepada Pak Kiai sebagai seniman dan budayawan," ujar Muzani yang juga Wakil Ketua MPR itu.
Muzani melanjutkan, itulah yang selalu diajarkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo, kata Muzani, selalu berpesan kepada seluruh kader Gerindra di seluruh Indonesia agar selalu dekat dengan ulama, para kiai, dan juga seniman budayawan.
"Itu selalu kami lakukan, karena itu merupakan pesan Pak Prabowo kepada kita semua untuk selalu selalu dekat dengan rakyat. Caranya adalah dengan silaturahmi kepada para kiai, ulama-ulama, karena mereka adalah mata hari rakyat. Termasuk dengan para seniman dan budayawan yang karyanya selalu digemari rakyat karena hiburannya yang dapat memberikan kecerahan dan kebahagian di setiap wajah rakyat," jelas Muzani.
Pesan-pesan Zawawi
Sementara KH Zawawi Imron memberikan pesan-pesan kepada Muzani beserta jajaran Partia Gerindra yang hadir di lokasi.
"Kepada pejuang Partai Gerindra, saya akan sampaikan puisi: Bubur ayam yang mengeluarkan telur, lebih mulia dari mulut intelektual yang hanya menjanjikan telur"
"Saya juga sampaikan puisi karya Imam Syafii: Dengan rivalitas dan semangat tanpa henti, pintu ilmu dan pintu sukses yang terkunci rapat akan mudah terbuka dan tercapai" kata budayan Madura bergelar "Clurit Emas" tersebut.
Selain berkunjung ke kediaman KH Zawawi Imron, Muzani juga menghadiri peresmian Rumah Kesenian Kris yang berada di Pamekasan yang digagas oleh Arief Wibisono selaku Faounder Rumah Budaya dan Syafi'ih Kamil, CEO Java Foundation Amsterdam.
Di situ Muzani berbicara mengenai sosok Umi Kalsum yang merupakam penyair terkenal di era 60-an yang terkenal dan menjadi simbol pemersatu negara-negara di Jazirah Arab, yang ketika itu negara-negara Arab bersatu melawan aneksasi Isreal terhadap Palestina.
"Di negara negara arab seperti Arab Saudi, Mesir, Surya, mereka dipersatukan oleh Umi Kalsum, seorang penyanyi kasidah. Umi Kalsum adalah seorang seniman, penyair, dan penyanyi terkenal, dia menyanyikan karya ciptanya di seluruh jazirah Arab. Semua dipersatukan oleh Umi Kalsum," jelas Muzani.
"Ketika itu negara-negara Arab, bersatu melawan perlawanan aneksasi Israel terhadap Palestina. Pemimpin negara-negara Arab seperti Raja Faisal di Arab Saudi, Gamal Abdul Nasir di Mesir, Hafidz Acer di Suriah, mereka bersatu melawan Israel, tapi cara pandang mereka untuk melakukan perlawanan terhadap Israel itu berbeda-beda. Ketika mereka berbedan pandangan dan berbeda pendapat, mereka dipersatukan oleh Umi Kalsum. Itulah hebatnya seni. Dengan seni, semua perbedaan pandangan dan pilihan politik bisa menjadi satu keputusan bersama," ujar Muzani.