Zakir Naik: Saya Bangga Jadi Muslim Fundamentalis
Juru dakwah terkenal dan kontroversial Zakir Naik, yang dicari di negaranya India, mengatakan tidak melanggar hukum India dan menjadi sasaran "musuh Islam", dalam pidato di Malaysia, tempat ia mencari suaka.
Naik, 53 tahun, menghadapi tuduhan pencucian uang dan ujaran kebencian di India, yang pihak berwajib tahun lalu mengatakan ia "mempromosikan permusuhan dan kebencian antara kelompok agama berbeda di India melalui pidato dan kuliah di depan khalayak".
Dai itu tinggal di Malaysia, tempat ia memiliki kediaman tetap, sejak India mulai menyelidikinya, tetapi ia menahan diri selama setahun di tengah-tengah kritik bahwa ia mengancam perdamaian di Malaysia, yang banyak suku.
Naik mengatakan dalam pidato pada Sabtu malam di Kangar, ibu kota negara bagian Perlis, di bagian utara Malaysia, bahwa ia tidak pernah melanggar hukum India.
"Tapi karena saya menyebarkan perdamaian, saya memberi solusi bagi kemanusiaan, semua orang yang tak suka perdamaian tersebar luas, mereka tidak suka saya," kata dia, menambahkan ia menjadi sasaran karena tugasnya menyebarkan Islam, "Ini tidak sejalan dengan musuh-musuh Islam. Terjadi di negara-negara Barat atau negara tempat saya dilahirkan, India." Naik menjadi kontroversial karena pandangan keisalamannya yang murni - merekomendasikan hukuman mati bagi para pelaku homoseksual dan mereka yang meninggalkan Islam sebagai keyakinan, demikian laporan-laporan media.
Bangladesh menghentikan saluran televisi yang menyiarkan khutbahnya setelah media melaporkan bahwa para militan yang menyerang sebuah kafe di Dhaka yang membunuh 22 orang tahun lalu adalah pengagum dia. IS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sekitar 1.000 orang menghadiri pidato Naik, bersama dengan menteri besar, putera mahkota dan para pejabat keagamaan. Dai itu dikenal dekat dengan para pejabat dalam pemerintahan Malaysia sebelumnya, yang kalah dalam pemilihan umum Mei lalu.
Perdana Menteri baru Mahathir Mohamad pada Juli mengatakan sepanjang Naik tidak membuat masalah di Malaysia, ia tidak akan dideportasi. Media India melaporkan bahwa India telah meminta dia diekstradisi.
Di Kangar, Naik menyebut dirinya sebagai fundamentalis karena mengikuti ajaran-ajaran fundamental Islam. "Saya bangga jadi Muslim fundamentalis," katanya.
Naik, yang memiliki latar belakang pendidikan dokter, akan memberikan kuliah di berbagai perguruan tinggi dan masjid dalam kunjungannya. Istrinya, Farhat, akan menyampaikan ceramah di depan kaum wanita dalam acara terpisah. (an/afp)