Zaid bin Tsabit, Jasa Besar Penyusunan Al-Quran
Al-Quran yang diwahyullah Allah Ta'ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) tidak tersusun rapi lengkap 30 juz. Melainkan datang bertahap.
Umat Islam beruntung karena jasa besar Sahabat Nabi, Zaid bin Tsabit, yang melakukan penyusunan dari lembaran-lembaran berserak Ayat-ayat Suci menjadi Kitab Suci yang utuh hingga sekarang.
Zaid bin Tsabit sangat berjasa dalam menyusun rapi ayat-ayat Al-Qur’an yang dulu tersebar di mana-mana. Hingga terciptalah satu mushaf Al-Qur’an sebagaimana yang ada di genggaman umat Muslim sekarang.
Sejak kecil Zaid bin Tsabit selalu berusaha untuk bisa dekat dengan Rasulullah SAW. Dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang ia hafal, ia pun akhirnya berhasil memikat hati Rasulullah SAW. Sehingga beliau kagum dan mulai mengajarkan sebagian ilmu Allah SWT tersebut kepada Zaid. Hingga terbentuklah seorang pemuda generasi penerus yang berilmu luas di bawah pengawasan Rasulullah SAW.
Dikutip dari buku Menulis Al-Qur’an Juz 28, dijelaskan, pada saat terjadi Perang Yamamah di zaman khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, banyak dari para penghafal al-Qur’an yang mati syahid. Akhirnya Umar bin Khattab pun bergegas menghadap sang khalifah dan meminta para huffadz untuk mengumpulkan ayat-ayat yang mereka hafal.
Proses Pengumpulan Ayat Suci
Kemudian Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan lembaran ayat-ayat tersebut agar dibukukan. Ini adalah tugas mulia yang diamanahkan kepada Zaid. Karenanya, Zaid pun bersungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap kemampuannya. Zaid kemudian mengumpamakan kesulitan yang dihadapi, “Demi Allah, seandainya mereka memintaku untuk memindahkan gunung dari tempatnya, itu tentu lebih mudah bagiku daripada perintah mereka menghimpun Al-Qur’an.”
Alhamdulillah, berkat naungan dari Allah SWT, Zaid akhirnya berhasil menyelesaikan tugasnya. Sampai pada masa Khalifah Utsman bin Affan, perbedaan beberapa tulisan mushaf menimbulkan perselisihan terhadap bacaan al-Qur’an. Dan Zaid pun kembali ditunjuk Khalifah Utsman untuk mengambil beberapa mushaf yang tersimpan baik di rumah Hafshah binti Umar sebagai rujukan penulisan, dibantu dengan beberapa sahabat lainnya.
Kini, hasil kerja keras mereka bisa kita nikmati hingga sekarang. Umat Muslim di dunia pun bisa dengan mudah mempelajari Al-Qur’an tanpa harus kesulitan mengumpulkan ayat demi ayat yang tersebar di berbagai tempat seperti di zaman Zaid bin Tsabit dahulu.
Semoga bermanfaat.