Yusuf Susilo Hartono dan Lukisan Petruk Melawan Raksasa Corona
Wabah Corona (COVID-19), yang melanda dunia termasuk Indonesia, dalam alam pikiran orang Jawa, bagaikan raksasa sedang ngamuk. Bermula dari Kota Wuhan di China, kemudian ke berbagai negara di lima benua (Eropa, Asia, Amerika Serikat, Australia, Afrika). Syukurlah masih ada negara2 yang nir ing sambe kala bin corona.
Wartawan senior sekaligus pelukis Yusuf Susilo Hartono dalam work from homenya berharap dan berdoa, agar corona yang ibarat raksasa lagi ngamuk tidak pandang bulu itu bisa dihadang dan dikalahkan oleh Petruk, yang akhir tahun lalu kembali naik tahta jadi ratu yang kedua kalinnya.
Sebagai wartawan sekaligus seniman, dua sisi dari kegiatan Yusuf Susilo Hartono itu berjalan seiring sejalan, dengan jam terbang yang sama-sama tinggi.
Agus Dermawan T, seorang budayawan sekaligus kritikus seni rupa yang mengikuti perjalanan kreatif Yusuf, saat melihat karya hasil work from home Yusuf tersebut di Whatsapp memberikan catatan kecil begini: “ Gambar itu harapan...Lukisan itu doa... Itulah lukisan Mas Yusuf : “Ratu Petruk Ngusir Cakil Rahwana bin Corona...”
Sementara Ninok Leksono, wartawan senior Kompas yang sehari-hari menjadi Rektor Universitas Multimedia Nusantara dan sangat memahami dunia pewayangan ikut berkomentar :” Ya, Mas Agus langsung memberi tafsir lukisan ... La kalau Prabu Bel Geduwelbeh, alias Prabu Tongtongsot sudah bersabda, kabul semua niatnya...,” katanya.
Pertempuran Petruk dengan kedua raksasa itu kini sedang berlangsung. Ratu Petruk, menginstruksikan agar rakyat selamat tidak dimakan raksasa sialan itu, agar tinggal di rumah, jaga jarak, dan badannya harus selalu bersih, terutama tangan haru dicuci dengan sabun.
Diam-diam Ratu Petruk cemas sekali, karena raksasa-raksasa telah memangsa beberapa orang tabib, resi (dosen/ guru), dan puluhan rakyat yang “lemah”. Di seluruh negeri, kentongan ditabuh, agar orang-orang terjaga, dan raksasa-raksasa itu ketakutan.
Dasar Cakil yang identik dengan pembuat gara-gara, dan Dasamuka yang wajah dan tangannya berjumlah sepuluh, maka cukup culiy dilumpuhkan. Dan para abdi merasa pada ketakutan. Takut mati. Takut kehabisan makanan.
Ratu Petruk, mulai merapal jimatnya yg bernama Jamus Kalimasada, agar Allah yang Mahakuasa, turun tangan mengusirnya.
Inilah lukisan kedua Yusuf yang bertema Ratu Petruk. Lukisan pertama “Petruk Jadi Ratu” (2014) pernah dipamerkan bersama karyanya yang lain, dalam Pameran tunggalnya di Galeri Nasional Indonesia, 2014. Lukisan itu dikoleksi mantan Ketua Umum PWI Pusat H. Margiono. (yas)