Yunus Jubair Menunggu Bidadari Surga
Surabaya: Yunus Jubair, putra sulung pelukis kondang Surabaya almarhum Amang Rahman, menggelar pameran tunggal di Galeri DKS, komplek Balai Pemuda. Pameran berlangsung hingga 15 Agustus mendatang, dengan tema “Menanti Bidadari Surga.”
Sekitar 40 lukisan berukuran besar dan kecil dipajang di dinding galeri, bertahun lama dan baru, hampir semuanya bergenre abstrak.
“Saya berkesenian sudah genap 25 tahun, pameran ini sebagai retrospeksi tapi sekaligus juga introspeksi bagi diri saya sendiri. Dari sini orang bisa melihat proses kreatif saya selama 25 tahun berkesenian,” katanya.
Yunus berharap perkembangan seni lukis di Surabaya dapat ditingkatkan lagi. “Agar Surabaya bisa ikut berbicara di tingkat nasional. Karena selama ini Surabaya selalu dianggap tidak ada apa-apanya. Saya ingin Surabaya lebih dikenal lagi, kalau perlu di tingkat internasional, dalam hal seni lukis,” jelasnya.
Pembukaan pameran berlangsung amat sederhana, dibuka leh designer Surabaya, Sad Indah Ambarwati. Dalam sambutannya Sad Indah yang mengaku bukan siapa-siapa mengatakan, semua pihak termasuk pemerintah punya kewajiban untuk mengembangkan kesenian, termasuk seni lukis.
“Saya rasa selama ini perhatian pemerintah masih kurang. Tapi para pelukis tidak boleh putus asa, justru mereka harus bekerja lebih keras lagi untuk memajukan seni lukis. Nanti kalau seni lukis berkembang pesat, pemerintah pasti akan datang untuk mau terlibat,” kata Sad Indah, pecinta seni yang mengoleksi sekitar 50 lukisan di rumahnya.
Diakui oleh Sad Indah, gaung dari pameran lukisan, termasuk pameran tunggal Yunus Jubair, nyaris tak ada sehingga tidak banyak orang yang mengapresiasi. “Tapi saya harap para seniman termasuk Pak Yunus tidak putus asa. Dengan kerja keras maka karya-karya para seniman akan lebih diketahui oleh masyarakat luas. Pada saatnya nanti baik pemerintah maupun masyarakat luas akan mengapresiasi<’ kata Sad Indah Amarwati. (nis)