Yuk, Ngopi Bareng di Sidoarjo Sambil Belajar Seni Budaya
Di tengah ingar-bingar Kota Sidoarjo, ada sebuah kedai kopi yang bisa dibilang unik dan anti mainstream. Karena di tempat tersebut pengunjung bukan hanya sekadar ngopi atau nongkrong bareng tapi juga bisa belajar seni dan budaya.
Kedai Rumah Seni Pecantingan, namanya. Berlokasi di tengah Kota Sidoarjo, tepatnya di Kelurahan Sekardangan. Suasana disini sangat tenang dan asri, bahkan bisa menghipnotis pengunjung seolah-olah tidak sedang berada di Kota Delta.
Banyak bangunan rumah joglo di kedai tempat berkumpulnya para seniman Sidoarjo. Rumah joglo tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti Madura dan Jogja. Ditambah dengan banyaknya pepohonan menambah suasana asri sehingga bisa lebih dekat dengan alam.
Jumaadi, seniman asal Sidoarjo, merupakan pemilik Kedai Rumah Seni Pecantingan. Ia membangun tempat tersebut sekitar tahun 2021 lalu, memadukan konsep klasik dan kontemporer modern. Awalnya, tempat tersebut merupakan studio atau ruang kreatif bagi dirinya dan seniman Sidoarjo.
"Jadi ada pertunjukan, latihan teater dan orang melukis. Karena jumlah kami (seniman) semakin banyak, maka disediakan kantin sederhana kemudian berkembang menjadi kedai kopi," ucap pria yang lama hidup di Singapura ini, Selasa, 2 Agustus 2022.
Menu yang ditawarkan juga tak jauh dari menu tradisional, seperti dawet pecantingan, wedang sereh, wedang uwuh, dan kopi. Sedangkan menu makanan ada sate angkringan dengan aneka varian, nasi kucing, dan pepes (botok an).
Jumaadi berharap melalui kedai tersebut, para pengunjung khususnya anak muda Sidoarjo semakin mengenal seni dan budaya, bukan hanya ngopi di cafe mewah dengan gaya hidup hedonisme. "Kalau kedai ini jalan aktivitas kawan-kawan seniman disini juga jalan dan dikenal masyarakat," imbuhnya.
Berkunjung ke kedai rumah seni Pecantingan bisa melepaskan penat setelah seharian bekerja. Tidak sedikit pengunjung yang seringkali mengabadikan tempat tersebut dengan ber swafoto. Seperti yang dilakukan Purwita Chirnicalia, ia datang bersama rekan kerjanya untuk menikmati sore hari dengan suasana khas pedesaan.
"Pertama kali kesini suasananya berbeda kayak tidak berada di Sidoarjo gitu, kaya berasa healing ke Yogyakarta, sangat kental nuansa pedesaan. Menunya juga enak dan terjangkau," ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan Fatimatuz Zahro, setiap kali berkunjung ke kedai rumah seni Pecantingan ia merasa seperti pulang ke kampung halaman di desa. Suasana dan properti disini mengingatkan pada kenangan masa kecilnya saat berada di rumah neneknya. "Tempat ini cocok buat para pencari ketenangan setelah seharian bekerja. Selain menunya enak saya merasa sedang mudik kalau kesini. Rasanya kayak back to nature gitu, jadi bisa ngopi sambil belajar seni," tutupnya.