Lima Pantangan yang Harus Dihindari Joobseeker Milenial
Saat lulus kuliah pasti kamu menginginkan bekerja di sebuah perusahaan yang mentereng. Atau bahkan perusahaan multinasional. Namun meski perusahaan mentereng atau bahkan multi nasional, suasana kerjanya masih sangat homey layaknya perusahaan start up yang lagi ngetrend sekarang.
Tapi tahukah kamu, jika sejak awal sudah punya ancang-ancang perusahaan yang semacam ini yang ingin kamu masuki, bisa dijamin kamu bakal nganggur lama. Ibarat pepatah, jauh api dari panggang. Tak selamanya yang kita idamkan bisa menjadi kenyataan. Tak selamanya keinginan bisa terkabulkan.
Oleh karena itu, buat kamu yang baru lulus alias fresh graduate generasi milenial simak lima pantangan yang harus dihindari saat mencari kerja ala JobStreet:
1. Tak Mau Kerja Terlalu Jauh dari Domisili
Kini banyak jobseeker milenial yang tak mau bergabung dengan perusahaan yang agak jauh dari domisili mereka. Biasanya mereka akan mengeluh seperti ini. "Duh rumahku di Surabaya kok, tapi ini kantornya di Sidoarjo, gamau ah jauh"
2. Inginkan Kantor Model Startup Tanpa Pengalaman
Mari hitung berapa banyak milenial yang pingin berkantor di perusahaan startup yang suasana kerjanya nyaman dan santai? Banyak kan.
Namun tak sedikit dari mereka tak dibarengi dengan pengalaman bekerja sebelumnya atau bahkan tak punya standar bagi perusahaan itu. Banyak dari milenial yang tak mau berproses dalam fase magang atau probation. Mereka akan berkata seperti ini. "Ah aku gamau magang, ngapain magang kan ga bisa dapet duit banyak. Mending kerja di Google aja. Enak kantornya gajinya gede". Mereka lupa kalau mereka fresh graduate dan tak punya pengalaman
3. Tak Mau Berkutat di Dunia Digital
Teman-teman tau kan kini banyak situs pebuat cv online ataupun situs pencari kerja online yang juga mencantumkan cv kalian? Seperti misal LinkedIn. Nah para milenial ini selalu tak mau untuk daftar dalam situs tersebut. Keluhan mereka itu seperti ini. "Ngapain sih ngisi-ngisi biodata gini, ribet banget". Padahal mereka tidak tahu kalau dari situs seperti LinkedIn itulah mereka bisa dilirik oleh HRD perusahaan startup.
4. Tak Mau Mulai dari Hal Kecil
Untuk bisa mendapat pekerjaan yang kalian inginkan terutama di perusahaan startup, biasanya kalian harus pernah punya pengalaman bekerja terlebih dahulu. Apalagi kalau kalian bekerja yang orang jarang melirik, itu akan menambah nilai kalian di depan HRD lho.
Semisal kalian lulus dari Fakultas Pertanian, namun kalian mencoba bekerja dahulu di dunia media sebagai jurnalis atau penulis. Maka selain kalian ahli dalam bidang pertanian, kalian juga punya ilmu baru yakni menulis. Itu yang tak dimiliki oleh kebanyakan milenial. Ini biasanya yang mereka ucapkan. "Lha ngapain sih aku kerja di bank, kan basicku design". atau biasanya mereka menolak apabila ditawari pekerjaan yang menurut mereka tak sesuai. "Mas ada lowongan nggak ya di perusahaan mu? Yah kok jadi wartawan. Aku ga bisa kayak gitu mas".
5. Terlalu mementingan nominal gaji
Nah, ini hal terpenting, para milenial kini keterlaluan dalam mementingkan nominal gaji yang mereka mau. Mereka tak ingat, semua yang besar berawal dari yang kecil. Ini kata-kata yang sering mereka ucapkan. "Cuma 3 juta gajinya? Mending jualan aja" atau yang lebih parah seperti ini sih "Mas aku ini lulusan teknik lho, masa cuma digaji UMR, ga banget perusahaannya"