Yudhistira ANM Massardi, Pelopor Puisi Humor itu Berpulang
Innanilahi wainnailaihi raijun. Yudhistira ANM Massardi, seorang penyair Indonesia menghadap ke Rahmatullah pada Selasa, 2 April 2024 pk 21.12 WIB. Saudara kembar Noorca ANM Massardi, beberapa bulan terakhir sedang dalam perawatan karena penyakit yang dideritanya.
"Mohon dimaafkan segala kesalahannya semoga husnul khatimah dan amal ibadah almarhum diterima Allah SWT. Aaamiin, " tutur Noorca.
Yudhistira adalah penyair yang menggeluti sajak-sajak humor. Topik-topik ringan yang diangkat menjadi renungan tak sepintas lalu. Kumpulan puisinya, Sajak Sikat Gigi mengukuhkan nama Yudhistira pada genre puisi humor itu.
Yudhis sempat menjadi Pemimpin Umum Majalah Berita Mingguan Gatra dan bertahan di tanah air, sesekali ke Jepang dan Amerika. Sedangkan Noorca lama bermukim di Paris. Namanya terpatri sebagai pendiri majalah Jakarta Jakarta, dan redaktur majalah Le Laki selain Forum Keadilan, Vista dan dan majalah lainnya.
Lirik Lagu
Yudhistira juga dikenal menulis lirik-lirik lagu untuk Franky Sahilatua. Kecocokan lirik karya Yudhis dan Franky memang lama dikenal sebagai penyanyi balada di Indonesia.
Pada awal 2024, dua buku terakhir lahir dari dua kembar ini: Akhirnya Kita Seperti Dedaun karya Yudhistira ANM Massardi dan Dari Paris untuk Cinta karya Noorca M Massardi.
Dua kumpulan sajak ini menegaskan tentang kepiawaian ke dua dua penyair, bagaimana mereka mengabadikan tempat dan peristiwa menjadi puisi yang indah, kelam dan syahdu.
Yudhistira ANM Massardi, penyair kelahiran 1954, pada 2022 penuh gairah menggelar safari di Jawa Tengah yang bertajuk Safari Sastra Yudhistira untuk mendorong seniman-seniman muda bangkit dan kembali berkarya.
Safari selama sepekan di enam kota pada 13-22 Maret 2022, diantaranya, Kendal, Semarang, Borobudur, Yogyakarta, Solo dan Tegal.
Ada 10 puisi hasil karyanya yang ditampilkan, ditambah satu puisi yang dibacakan sang istri dan satu cerpen. Pertunjukan sastra ini menjadi tontonan yang membuat seniman-seniman muda Kendal kerasan untuk menikmatinya.
Puisi-puisi karya Yudhistira cenderung seperti balada. Bertutur berirama dengan kalimat-kalimat yang bisa memberikan sesuatu. Tidak neko-neko, namun tetap memelihara kejernihan, kejelasan supaya orang sekali baca langsung paham.
Puisi karyanya yang dibacakan ada sajak Sikat Gigi, sebuah kumpulan puisi yang diciptakan mulai tahun 1974, saat dia masih berusia 20 tahun. Sedangkan puisi terbaru karya tahun 2020-2021 juga dibacakannya diakhir-akhir pagelaran.
Pimpinan umum Majalah Gatra, 1998-2001 ini mengatakan, dalam setiap safari sastranya baik di Jawa, Sumatera maupun ke daerah-daerah lain di Indonesia, selalu mengajak seniman-seniman muda untuk terus berkarya. Jangan sampai berhenti untuk menulis.
"Terus menulis tidak harus menjadi sastrawan terkenal. Dengan terus menulis akan menjadikan diri seseorang menjadi berbeda dari masyarakat pada umumnya," pesannya.