YouTube Perpanjang Blokir Donald Trump
YouTube memperpanjang blokir akun YouTube Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Hal ini dilakukan untuk mencegahnya mengunggah video atau streaming langsung yang bisa mengganggu suasana kondusif jelang pelantikan Presiden AS terpilih, Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris.
Platform streaming video milik Alphabet ini melarang Donald Trump mengakses kanalnya, pada 12 Januari selama minimal satu pekan. Ia telah melanggar kebijakannya terkait penghasutan tindak kekerasan yang memancing para pendukungnya menyerbu gedung Capitol Hill, Washington DC, saat Kongres melakukan rapat mengesahkan kemenangan Joe Biden pada 6 Januari lalu.
Donald Trump dijadwalkan akan mengosongkan Gedung Putih, pada hari ini. Dalam sebuah video yang diunggah sebelumnya pada hari Selasa ke saluran YouTube Gedung Putih, Donald Trump mengecam debat 'shutting down'.
Untuk diketahui, saat Donald Trump menggunakan media sosial untuk menantang hasil pemilu 3 November 2020, para pendukungnya mengikutinya dengan retorika kekerasan dan secara terbuka merencanakan untuk menggeruduk Gedung Capitol Hill.
Insiden ini pun memicu kritik terhadap YouTube karena dianggap gagal mengambil keputusan. Para aktivis mengancam akan memboikot iklan YouTube jika tidak melarang Trump secara permanen. Sementara itu, media sosial lain seperti Twitter dan Facebook pun memblokir akun Trump tanpa batas waktu.
Alphabet dan CEO Google Sundar Pichai mengatakan, YouTube memperlakukan Donald Trump dengan cara yang sama seperti memperlakukan pengguna lain. Pihaknya tidak akan menghentikan akunnya kecuali ia melanggar kebijakan layanan sebanyak tiga kali dalam 90 hari.
Menjelang lengser dari jabatannya, Donald Trump sama sekali tak mau menyebut nama Joe Biden dalam pidato perpisahannya yang dimuat Gedung Putih. "Pekan ini kami akan meresmikan pemerintahan baru dan mendoakan kesuksesannya agar bisa menjaga Amerika tetap aman dan makmur. Kami menyampaikan harapan terbaik kami, dan kami juga ingin mereka (pemerintahan baru) selalu diberkati," tutur Trump dalam video tersebut, dilansir Associated Press.