Yokra, Yoghurt Okra Inovasi Mahasiswa Ubaya
Indrawaty Paramitha Halim salah satu mahasiswa Program Studi Biologi (Bioteknologi) Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) melalui skripsinya berhasil mengembangkan olahan buah Okra menjadi yoghurt.
Umumnya buah Okra ini memiliki rasa pahit seperti biji pohon mahoni. Namun tak banyak yang mengetahui tanaman ini ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, terutama bagi penderita diabetes.
"Belum banyak masyarakat mengenal buah atau tamanam Okra. Padahal tanaman ini banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Buahnya ini terdapat kandungan serat sebanyak 1,7 persen yang sangat baik untuk menurunkan gula darah bagi penderita diabetes," kata Indrawati.
Indrawaty, berpikir bagaimana Okra ini bisa disukai orang banyak. Akhirnya dibuatlah olahan okra menjadi yoghurt. Yoghurt pada umumnya dikenal sebagai minuman probiotik untuk kesehatan lambung dan mencegah kanker pada sistem saluran pencernaan.
"Kalau dikonsumsi kan rasanya pahit, jadi saya memberikan alternatif dengan membuatnya menjadi yoghurt," ujarnya, Rabu, 24 Juli 2019.
Lanjut Indrawaty, kreasinya yang dibuat selama tiga bulan ini untuk memberikan manfaat baik untuk kesehatan sistem pencernaan sekaligus menurunkan kadar gula dalam darah. "Selain memiliki serat, buah Okra ini juga mengandung antioksidan yang tinggi yang bagus untuk percernakan," kata gadis berusia 21 tahun ini.
Berbeda dengan yoghurt pada umumnya, yoghurt dari buah Okra atau yang diberi nama Yokra ini oleh gadis asal Makasar ini dibuat dengan memberikan cita rasa yang unik dengan menggunakan coconut palm sugar.
Indrawaty memaparkan, proses pembuatan yoghurt tersebut tidak menggunakan gula pasir tebu. Namun menggunakan coconut palm sugar yang memiliki kandungan glikemik jauh lebih rendah yaitu 35 yang termasuk dalam kategori rendah (>55) dari pada gula pasir tebu yaitu 64 yang termasuk dalam kategori lebih tinggi (>70).
"Sehingga mendukung manfaat yoghurt sebagai produk yang dapat menurunkan kadar gula darah serta disarankan dikonsumsi bagi penderita diabetes," kata alumnus SMA Zion Makassar.
Indrawaty memaparkan proses pembuatan Yoghurt Okra. Dalam proses pembuatan yoghurt okra ini memerlukan waktu sekitar tiga hingga empat hari. Yoghurt Okra menggunakan dua kultur bakteri yaitu Lactobacillus Acidophilus dan Streptoccocus Thermophilus.
"Awalnya bakteri ditanam pada media pertumbuhan bakteri, kemudian diinkubasi selama 24 jam," ujarnya.
Selanjutnya kultur cair bakteri dipindahkan ke media starter untuk diinkubasi kembali selama 24 jam. Kemudian hasil air rendaman buah Okra (maserasi) selama 24 jam dipanaskan untuk melarutkan coconut palm sugar.
Langkah berikutnya adalah menurunkan suhu hingga 70 derajat celcius untuk melarutkan susu skimnya. Setelah larut, suhu diturunkan lagi hingga 45 derajat celcius untuk memasukkan kultur starter (bakteri) lalu diinkubasi kembali selama 24 jam untuk menghasilkan Yoghurt Okra.
"Bakteri akan mati jika suhu terlalu tinggi dan tidak tumbuh secara optimal jika suhu terlalu rendah. Produk Yoghurt Okra dalam satu botol berisi 200 ml ini mampu bertahan selama satu minggu dalam lemari pendingin," katanya.
Yokra memiliki rasa yang lebih asam dari yoghurt yang biasa dijualan di pasaran. Ke depannya Indrawaty akan meracik formula baru agar yoghurt ini memiliki varian rasa dengan campuran buah.
Untuk kesulitan membuat Yokra, Indrawaty mengungkapkan terletak pada penentuan waktu fermentasi dan banyaknya rendaman air Okra sebagai bahan bakunya.
"Lalu dari beberapa kali diteliti ditemukan ukuranya satu banding 10. Jadi tiap satu liter air Okra digunakan untuk 100 gram Yokra," katanya.
Ia berharap, Yokra buatanya dapat dikembangkan dan diteliti lagi dari segi kesehatan agar benar-benar bermanfaat bagi penderita diabetes. (pts)
Advertisement