Yenny Wahid Singgung Ulama dan 'Ubaru'
Putri presiden RI ke 4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid meminta sejumlah ulama dan kiai untuk memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Yenny bahkan menyebut bahwa pasangan 01 lah yang satu-satunya memiliki keterwakilan ulama. Sedangan kubu 02, menurutnya bukanlah ulama, melainkan ubaru.
"Pertarungan ini harus menang gak ada pilihan. Kalau yang ada kiainya ya di pasangan 01, kecuali di sana ada ulama boleh, tapi kan di sana bukan ulama tapi ubaru," kata Yenny, di Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT), di Hotel Shangri-La, Surabaya, Minggu, 7 April 2019.
Kiai Ma'ruf kata Yenny adalah ulama yang menjadi panutan dari seluruh kiai yang ada di Indonesia. Maka secara otomatis marwah seluruh kiai dan kiai kampung yang termasuk di dalamnya juga dipertaruhkan dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
"Kalau Kiai Ma'ruf kemudian sudah maju, dan kalah, maka marwah para kiai termasuk di dalamnya para kiai kampung pasti juga hilang. Jadi bukan tentang Kiai Ma'ruf saja, ini tentang kita semua. Marwah para kiai marwah para bu nyai ini harus kita jaga, karena itu pertarungan ini harus menang," kata Yenny.
Yenny menambahkan jika Kiai Ma'ruf sampai kalah, maka efeknya akan sampai pada seluruh kiai di kampung. Maka ia pun meminta agar kiai bergerak memenangkan paslon 01.
"Kalau di sini kalah, efeknya kepada kalian semua, kiai yang kota saja kalah apalagi kiai kampung. Nanti, karena itu bergeraklah, bukan hanya memenangkan 01, tapi memenangkan kita semua, bergeraklah memenangkan marwah kita semua," katanya.
Sementara itu, KH Fahrur Rozi, Koordinator FK3JT, bersama seluruh 700an kiai seluruh Jawa Timur pun mendekralasikan dukungannya kepada Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya ada sejumlah alasan kenapa pihaknya menjatuhkan dukungan kepada paslon 01 tersebut.
Menurutnya Jokowi telah menggandeng Ma’ruf Amin yang merupakan kader utama NU, hal itu adalah representasi ideal masyarakat Jawa Timur yang mayoritas warga Nahdliyin
"Kalau dalam istilah Jawanya tumbu nemu tutup," katanya Gus Fahrur, sapaan akrabnya.
Jokowi, bagi dia juga merupakan figur yang sangat-sangat peduli kepada umat islam, hal itu dibuktikan dengan ditetapkannya Hari Santri sebagai Hari Besar Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. (frd)
Advertisement