Putri presiden RI ke 4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Yenny Wahid, menyebut pernyataan Prabowo Subianto yang menargetkan selisih keunggulan 25 persen dari lawannya, karena takut dicurangi, adalah wacana yang mendelegitimasi penyelenggara pemilu. Yenny mengatakan, pernyataan calon presiden nomor urut 02 itu telah membangun opini yang menyudutkan KPU, dengan menggembar-gemborkan akan terjadinya kecurangan. "KPU ini curang itu hanya wacana. Suara tercuri pada pemilu itu kan mendelegitimasi, menuduh KPU itu parsial atau berpihak," kata dia usai menghadiri Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT), di Hotel Shangri-La, Surabaya, Minggu, 7 April 2019. Ia meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam Pilpres 2019 ini untuk tak sembarangan melontarkan wacana semacam itu ke depannya. Sebab, hal yang dikhawatirkan itu pun belum tentu benar dan bisa dipertanggungjawabkan. "Kita mengimbau semua pihak yang terlibat dalam kontestasi politik ini jangan lah mencoba membangun wacana yang menyudutkan KPU. KPU kan lembaga yang independen, KPU itu nyemprit semua disemprit, 01 pun disemprit," ujarnya. KPU menurutnya juga merupakan lembaga penyelenggara yang independen dan tak dapat dipengaruhi oleh siapapun. Hal itu dibuktikan dari sistem pemilihan komisionernya yang terbuka dan berdasarkan rekomendasi semua partai termasuk dari pihak oposisi. "Semua pihak harus ikut taat aturan KPU, karena yang milih (komisioner) kita semua, sudah dipilih oleh perwakilan partai-partai, termasuk partainya oposisi, termasuk partainya Pak Prabowo sendiri ikut menyeleksi anggota KPU yang ada," ujar dia. Ia pun meminta kepada semua pihak agar turut membantu KPU agar bisa menyelenggarakan pemilu secara fair, adil dan berimbang. Bukan malah menyudutkannya dengan tudingan yang belum tentu benar. "Penyelenggara pemilu ini kan harus kita bantu, agar bisa menyelenggarakan pemilu secara fair, secara adil, secara berimbang," pungkasnya. (frd)