Yenny Wahid Digadang-gadang Menjadi Ketua Umum Muslimat NU
Sukses menjadi Ketua Panitia HUT ke 73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), nama Yenny Wahid langsung melambung dan dihujani pujian. Putri almarhum Gus Dur, yang nama lengkapnya Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini, dinilai pantas untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, menggantikan Khofifah Indarparawansa.
Khofifah sudah waktunya untuk memberi kesempatan kepada kader Muslimat NU yang lain setelah berkhidmat sebagai ketua umum Muslimat NU selama empat periode. Jabatan Khofifah periode ke empat akan berakhir tahun 2020.
Dalam kepengurusan Muslimat NU periode saat ini, nama Yenny tercantum sebagai salah satu ketua. Beberapa pengurus Muslimat NU mengatakan, Yenny mempunyai kapasitas dan ada kemiripan dengan Khofifah, cerdas, tegas dan santun.
Penasihat PP Muslimat NU, Hj Machfudhoh Aly Ubaidi, mengatakan cicit pendiri NU KH Hasim Asy'ari tersebut mempunyai kapasitas untuk menjadi pemimpin Muslimat NU masa depan. "Cerdas, hormat kepada orang tua, tak jauh beda dengan ayahnya Gus Dur," puji putri alm KH Wahab Hasbullah, pendiri Ponpes Tambak Beras Jombang.
Machfudoh memberi acungan jempol kepada Yenny, selaku Ketua Panitia HUT ke 73 Muslimat di GBK Minggu, 27 Januari kemarin. Dia berhasil mengerahkan 100an ribu massa dari berbagai daerah, dan menghadirkan seorang presiden.
Hajatan itu dinilai sebagai pekerjaan berat. Hanya bisa dilakukan oleh orang yang punya pengaruh. Dan Yenny mampu mengerjakannya. Dari segi pendidikannya, Yenny pun dinilai bagus.
"Dia pernah belajar di Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy dan Universitas Trisakti," kata Machfudhoh kepada ngopibareng di Hotel Centuri Senayan Senin, 28 Januari 2019.
Sementara Yenny yang 29 Oktober 2019 nanti genap berusia 45 tahun, mengatakan dirinya belum pantas dan masih terlalu muda untuk menduduki jabatan Ketua Umum Muslimat NU.
"Sampean iku onok onok ae Cak, ngomong'o liyane ae. Kita saling mendoakan saja Cak," kata Yenny sambil minta maaf tidak bisa ngobrol lama karena ada tamu.
Selain Yenny, dalam pengurus harian juga terdapat beberapa nama yang berpeluang memimpin Muslimat NU, antara lain Dr Hj Sri Mulyati MA, Dra Hj Nur Hayati Said Agil Siradj MA, Dra Hj Mursyidah Thahir MA, Dra Hj Siti Aniroh Slamet Effendy, Dr Hj Ya’niah Wardani MA, dr Hj Erna Yulia Soefihara, Hj Ariza Agustina SE MSi, yang juga berpeluang menjadi calon Ketum PP Muslimat NU.
Jabatan Ketum PP Muslimat mulai mulai menjadi perbincangan di internal Muslimat, mengingat Khofifah pada bulan Februari 2019 akan dilantik menjadi Gubernur Jatim terpilih, menggantikan Soekarwo. (asm)