Yayasan Praja Mukti Dibongkar, Ini Solusi Dispendik Surabaya
Rencana Pemerintah Kota Surabaya membongkar bangunan Yayasan Praja Mukti di Jalan Kupang Segunting III/12 C Surabaya, untuk dijadikan lapangan olahraga sempat mendapat kecaman dari pengelola yayasan dan orang tua murid yang masih bersekolah di yayasan tersebut.
Namun, Dinas Pendidikan Kota Surabaya sudah menyiapkan solusi untuk para siswa yang masih bersekolah di sekolah tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, mengatakan, akan tetap mengakomodir para siswa yang saat ini masih bersekolah di lembaga pendidikan tersebut.
"Meski bangunan akan dibongkar, tapi anak-anak akan tetap bisa bersekolah," kata Ikhsan kepada Ngopibareng.id, Rabu 2 Oktober 2019.
Menurut Ikhsan, nantinya para siswa akan dicarikan sekolah terdekat dengan standar dan kualitas yang sama dengan sebelumnya. Sehingga, hak anak untuk bersekolah tetap bisa didapatkan.
"Pendidikan itu hak anak, kita akan bantu carikan sekolah dengan kualitas dan standar yang sama. Jadi proses pembangunan proyek tetap jalan, dan pendidikan juga jalan," kata Ikhsan.
Bukan hanya nasib siswa yang diperhatikan, Dispendik juga akan membantu para tenaga pendidik atau guru yang mengajar di lembaga pendidikan tersebut. Ikhsan mengatakan, para guru yang masih mengajar di Yayasan Pendidikan Praja Mukti akan diakomodir dan difasilitasi untuk mengajar di sekolah terdekat.
"Guru juga kami fasilitasi sama seperti siswa. Kita carikan kemana berikutnya mereka akan mengajar," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya akan mengubah beberapa tanah aset milik pemkot untuk dijadikan fasilitas publik, yakni lahan parkir dan lapangan olahraga. Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu.
Salah satunya adalah Yayasan Praja Mukti yang berada di Jalan Kupang Segunting III/12 C Surabaya, dengan luas 470 meter persegi. Di lokasi ini pemkot berencana akan membangun fasilitas olahraga. Alasannya, di wilayah padat penduduk itu, tidak ada lahan terbuka untuk warga.
"Itu padat sekali. Tidak ada space ruang publik, makanya kami bikin lapangan olahraga," ujar Yayuk sapaan akrab Maria Theresia Ekawati Rahayu.