Yayasan Khadijah Pesantren Kota, Kobarkan Semangat Jihad
Yayasan Khadijah Surabaya memperingati Hari Santri Nasional 2019 yang jatuh pada 22 Oktober 2019. Dalam acara ini, hadir secara khusus Sheikh Afeefuddin Al-Jailani yang merupakan keturunan langsung ke-33 dari Nabi Muhammad SAW. Acara berlangsung khidmat dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran yang diikuti oleh ribuan siswa SMP dan SMA Khadijah.
Menurut Ketua Yayasan Khadijah Surabaya, Prof Ridlwan Nasir pada peringatan Hari Santri tahun ini, pihak yayasan sengaja mengundang Syekh Afeefuddin Al-Jaelani untuk mengobarkan kembali semangat para santri seperti kobaran semangat para pejuang, syuhada yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Bagaimana kembali membangkitkan semangat para santri melalui Syekh Afeefuddin. Walaupun di sini tidak seluruhnya boarding school, tapi pos belajar mengajarnya sama seperti yang dipakai santri. Seperti kitab-kitabnya, dan lain-lain," tutur Prof Ridlwan Nasir, Senin 21 Oktober 2019.
Di yayasan tersebut sudah banyak menelorkan prestasi. Termasuk perempuan yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur. Baginya, motivasi dari orang-orang yang sukses sangat penting untuk membangun semangat santri saat ini.
"Santri sekarang sudah bagus. Pengaruhnya Hubbul Wathon minal Iman (cinta tanah air bagian dari iman) sudah menyeluruh di kalangan santri," katanya.
Ada sebuah pesan yang disampaikan Syekh Afeefuddin yang patut menjadi tauladan para siswa. Menurutnya, jika anda ingin sukses, belajarlah, mencari ilmu dengan semangat yang tinggi. Karena melalui ilmu bisa mengantarmu kejalan surga.
Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah menyebut kunjungan Sheikh Afeefuddin Al-Jailani dalam rangka menjelang Hari Santri Nasional.
Terkait tempat yang dipilih Khadijah, Khofifah mengantakan bahwa Khadijah merupakan pesantren kota dan kebetulan dirinya mendapat jatah untuk mendampingi Sheikh Afeefuddin Al-Jailani.
“Sebulan lalu Sheikh Muhammad Islami sekarang alhamdulilah Sheikh Afeefuddin Al-Jailani kebetulan slot kerawuhannya beliau milik saya dan saya yang mendampingi,” ucap Khofifah kepada awakmedia usai acara, Senin 21 Oktober 2019.
Mantan Mensos tersebut mengatakan, Sheikh Afeefuddin merupakan ulama moderat dunia. Saking hafalnya, Khofifah menyebut Sheikh Afeefudin merupakan ulama yang menghormati perempuan dibuktikan dengan beberapa ceramahnya sebelumnya.
“Bagaimana interaksi pemikiran kita terhapap ulama dunia yang membangun moderasi, beliau biasanya bilang tentang bagaimana menghormati perempuan. Karena tadi hadirinnya rata-rata anak-anak jadi ceramahnya mengenai kesiswaan dan keilmuan,” katanya.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, pada peringatan Hari Santri Nasional ke-4, mengingatkan kembali atas komitmen Fatwa Resolusi Jihad yang dilakukan oleh para kiai, bahwa membela kemerdekaan Indonesia hukumnya Fardhu 'Ain (wajib).
"Kewajiban yang melekat pada setiap orang. Saya harap anak-anak bisa membangun penguatan heroisme. Hari Santri adalah komitmen Fatwa Jihad dan Fardu 'ain dari kiai dalam komando PBNU," jelas Khofifah.
Detik-detik Resolusi Jihad banyak yang bisa kita ambil sejarahnya. Meski demikian untuk memperingati Hari Santri Nasional tersebut, Pemprov Jawa Timur mengeluarkan dua surat edaran sesuai Kepres nomor 22 tahun 2015.
"Kepres ini menjadi dasar kenapa ada dua surat edaran Gubernur Jatim," tambahnya.
Edaran pertama, pihaknya meminta seluruh warga Jawa Timur untuk meluangkan waktu mengheningkan cipta selama enam puluh detik. Mengheningkan cipta bisa dilakukan pada Selasa, 22 Oktober 2019 pukul 08.00 WIB.
"Baik Mereka yang ada di pasar-pasar maupun perkantoran. Mari luangkan waktu mengheningkan cipta serentak. Kita doakan arwah pahlawan yang menjaga dan mempertahankan Kemerdekaan RI," terangnya.
Sedangkan edaran kedua, pihaknya meminta pondok pesantren yang ada di Jawa Timur untuk melakukan doa bersama pada malam harinya sekitar pukul 20.30 Wib.
"Kami minta doanya para santri untuk mendoakan para syuhada dan pejuang yang telah mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Kita berharap, semua bisa menjaga persatuan dan kesatuan, supaya kehidupan bangsa dan negara bisa harmoni diatas keberagaman suku, adat, agama dan seterusnya," tuturnya.