Yang Kompromi, Melamar Kerja dan Akal Bulus
Di masa pandemi, bertebaran lelucon elok yang patut disimak. Mari ketawa, meskipun PPKM sudah mereda, tapi ingat: masa pandemi Covid-19 belum berakhir, lho! Tetap bahagia dengan tawa salah jalan menguatkan imunitas tubuh.
Seorang pengusaha sedang mewawancarai pelamar pekerjaan untuk posisi manajer di divisi paling besar di perusahaannya.
Dia dengan cepat menyusun tes untuk memilih kandidat yang paling cocok. Dia hanya bertanya kepada setiap pelamar pertanyaan ini, "Berapa dua plus dua?"
Orang yang diwawancarai pertama adalah seorang jurnalis. Jawabannya adalah, "Dua Puluh Dua".
Yang kedua adalah pekerja sosial.
Dia berkata, "Saya tidak tahu jawabannya, tetapi saya sangat senang kami memperoleh kesempatan untuk membahasnya."
Pemohon ketiga adalah seorang insinyur. Dia mengeluarkan tabel dan muncul dengan jawaban, "Di suatu tempat antara 3,999 dan 4,001."
Berikutnya datang seorang pengacara. Dia menyatakan bahwa "dalam kasus Hartono melawan Kantor Pajak di Pengadilan Negeri Jakarta Utara tahun 2015, dua tambah dua terbukti empat."
Akhirnya, pengusaha mewawancarai seorang akuntan. Ketika dia bertanya kepadanya berapa dua tambah dua, akuntan bangkit dari kursinya, pergi ke pintu, menutupnya, kembali dan duduk.
Mendekat ke pengusaha itu, dia berkata dengan suara lirih, "Berapa yang Anda inginkan?"
Dialah yang akhirnya mendapat pekerjaan itu. Demikianlah, demikian memang terjadi.
Advertisement