Yang Kekal dan yang Fana, Kita Pilih Mana?
Kaum bijak berpesan, lakukan sesuatu amalanmu hanya mencari keridhaan Allah Ta'ala semata-mata dan jangan berharap pujian orang lain.
Janganlah terlalu cinta pada sesuatu yang fana, yang tak Kekal. Mari kita perhatikan aforisme sang sufi.
تطلعك الى بقاء غيره دليل على عدم وجدانك له واستيحاشك لفقدان سواه دليل على عدم وصلتك به
" Hasratmu terhadap kekalnya sesuatu selain Allah menjadi bukti bahwa kau belum bertemu dengan-Nya. Kerisauanmu karena hilangnya sesuatu selain Allah adalah bukti bahwa kau belum sampai kepada-Nya. "
Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam :
Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa jika kita masih punya keinginan terhadap kekalnya sesuatu selain Allah, seperti kekalnya warid yang berupa karunia Ilahi dalam bentuk cahaya, maqam, dan kenikmatan lahir dan batin adalah bukti bahwa kau ada bukan untuk-Nya dan kau belum menemukan-Nya. Jika kau menemukan Allah di hatimu dan seluruh batinmu berkumpul untuk-Nya maka kau tak akan menginginkan kekekalan segala sesuatu selain-Nya.
Kerisauan karena kehilangan sesuatu selain-Nya, seperti karunia-karunia tersebut adalah bukti bahwa kau belum terhubung dengan-Nya dan belum sampai kepada-Nya. Jika kau telah sampai kepada-Nya, niscaya kau akan melupakan segala sesuatu selain Allah dan tidak risau saat kehilangan sesuatu selain-Nya.
Al-Junaid mengatakan :
"Kau tak akan menjadi hamba Allah yang sejati sebelum kau memerdekakan diri dari segala sesuatu selain-Nya. Kau pun tidak akan mendapat kemerdekaan sejati sebelum kau menjadi hamba-Nya. "
( Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam, syarah Syekh Abdullah Asy-Syarqawi.)
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertaqwa kepada Allah, selalu cinta kepada Allah, selalu mendapat cinta dan ridho-Nya. Aamiin.
Demikian tausiyah pagi Ust Keman Almaarif. Semoga bermanfaat.
.