Yang Gemar Memakmurkan Masjid Hanya Orang-orang Beriman
Memakmurkan masjid merupakan perbuatan yang baik. Orang-orang yang memakmurkan masjid amat mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya. Berdasarkan QS. At-Taubah ayat 18, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa hanya orang-orang beriman yang gemar memakmurkan masjid.
Beribadah seperti salat berjamaah merupakan salah satu cara memakmurkan masjid. Namun Haedar tidak ingin bila pelaksanaan salat seperti rutinitas harian yang tidak berdampak apa-apa. Salat seperti kegiatan biasa yang dilakukan sehari lima kali. Layaknya mesin yang diprogram untuk menegakan salat tanpa merasakan kesan setelahnya.
Menurut Haedar Nashir, aspek terpenting dari ibadah salat bukan pada salat itu sendiri, melainkan saat setelah salat dan pergi ke luar masjid. Jika setelah salat berjamaah di masjid masih tetap melakukan korupsi, bermaksiat, mengakali konstitusi, atau melakukan dosa-dosa yang lain, maka salatnya patut dipertanyakan.
“Salat itu bukan untuk salat. Salat itu semakin dekat kepada Allah. Cirinya, pas di luar masjid! Misalnya, ketika ada kesempatan korupsi tapi tidak jadi korupsi. Saat malas, terus semangat berbuat baik, itu tanda dekat dengan Allah,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, dalam acara Pengajian dan Peletakan Batu Masjid Ahmad Dahlan Jogjakarta, pada Rabu 30 Maret 2022.
Di samping beribadah, memakmurkan masjid juga dapat dilakukan dengan sedekah, infak, wakaf, dan zakat. Hal ini berarti menegaskan etos ajaran Islam yang lain yaitu tangan di atas lebih baik tangan di bawah. Etos selalu memberi ini diharapkan bakal mampu memajukan kehidupan umat dan bangsa.
“Dengan adanya Masjid Ahmad Dahlan ini, punya potensi berzakat belajar menjadi kaum muslimin yang mau berzakat agar bisa mengurus masjid, memakmurkan masjid dan memakmurkan masyarakat. Etos ini yang perlu kita petik,” ujar Haedar.