Yadnya Kasada di Gunung Bromo Tertutup bagi Wisatawan
Untuk kali kedua, ritual Yadnya Kasada di Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo tertutup untuk wisatawan. Dengan alasan untuk memenuhi protokol kesehatan, perayaan Yadnya Kasada yang jatuh pada Kamis-Sabtu, 24-26 Juni 2021 hanya diperuntukkan warga Tengger yang tinggal di lereng Gunung Bromo.
Bahkan aparat keamanan akan melakukan penyekatan di dua titik di jalur utama menuju Gunung Bromo. Hal itu untuk mencegah, wisatawan dan warga dari luar Bromo beramai-ramai menyaksikan perayaan Yadnya Kasada.
“Penyekatan dilakukan di sekitar Polsek Sukapura, Desa Sukapura dan di depan Pendapa, Desa Ngadisari,” ujar Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Probolinggo, Sugeng Wiyanto, Kamis, 10 Juni 2021.
Begitu ketatnya, kata Sugeng, “jalur tikus” menuju Gununung Bromo juga akan dijaga. “Jalur-jalur tikus itu akan dijaga pecalang dari warga Tengger,” katanya.
Disporabud akan menutup kawasan wisata Bromo selama tiga hari, Kamis-Sabtu. Bahkan, objek wisata Seruni Point Sukapura yang notabene di luar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga ditutup.
Sugeng menambahkan, selama perayaan Yadnya Kasada, para PKL dan warung kuliner pun dilarang beroperasi. “Kecuali penjual bipang dan gulali yang merupakan oleh-oleh khas Hari Raya Kasada,” katanya.
Soal tertutupnya perayaan Yadnya Kasada bagi wisatawan juga diungkapkan Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto. “Seperti tahun lalu, Kasada tahun ini tetap berlangsung, hanya berlaku bagi penduduk lokal atau internal Tengger,” ujarnya.
Guru Agama Hindu itu mengakui, memang ritual Yadnya Kasada merupakan magnet yang menarik wisatawan datang. Tetapi karena pandemi Covid-19 belum berakhir, semuanya dminta menaati protokol kesehatan.
“Hasil keputusan rapat bersama memang Yadya Kasada tertutup untuk wisatawan, hanya warga Tengger yang boleh mengikuti,” katanya.
Ritual Yadnya Kasada secara umum tidak banyak perubahan. Ritual inti digelar di Pura Luhur Poten atau Sanggar Agung di lautan pasir Bromo. Termasuk acara seremonial berupa resepsi dan penobatan tokoh yang biasa dilakukan tiap tahun di pendapa agung Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo juga `tidak digelar.