Wujudkan Sifat Ihsan dan Takwa, Ini Pesan Idul Fitri PP Muhammadiyah
"Jika kita mampu menerapkan ketakwaan itu di tengah masyarakat, bahkan dalam kehidupan kebangsaan kita, maka kita akan mampu menciptakan Ihsan yakni kebaikan yang melampaui," kata Haedar Nashir.
Idul Fitri memiliki bermakna hakiki, kita tetap harus menjadi pribadi yang paham prinsip "secukupnya, sebutuhnya" dan tidak berlebihan. Makna lainnya yang lebih ruhaniah, kita harus terbiasa mengaplikasikan sikap dan tindakan bertaqwa pada kehidupan sehari-hari.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan hal itu, dalam pesan Idul Fitri 1439 H, diterima ngopibareng.id, Jumat (15/6/2018). Oleh karena itu, maka Haedar mengajak seluruh warga Muhammadiyah dan kaum muslimin, mari selama waktu ke depan, tidak hanya saat Ramadan saja, mari kita terapkan kehidupan bertaqwa, dalam pikiran, jiwa, lisan dan tindakan.
“Di antara sifat taqwa kita di antara lain gemar berinfaq shodaqoh dalam kondisi apapun, mampu menjaga amarah dan meminta maaf kepada orang,” ungkap Haedar.
Jika kita mampu menerapkan ketakwaan itu di tengah masyarakat, bahkan dalam kehidupan kebangsaan kita, maka kita akan mampu menciptakan Ihsan yakni kebaikan yang melampaui.
“Dengan spirit idul Fitri 1439 H, mari kita wujudkan sifat ihsan dan takwa sebagai buah dari hasil puasa kita sebulan penuh lamanya. Kita wujudkan pribadi yang gemar kedamaian, ketulusan, khidmat dan hidup dalam kesamaan dan kebersamaan walaupun kita memiliki masing-masing perbedaan,” ucap Haedar.
Haedar berpesan agar semangat Islam yang fitri, yang lahir dari fitrah harus kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. “Semoga Allah menerima ibadah puasa kita sepenuhnya,” pungkas Haedar.
Pada bagin lain, Haedar berpesan kepada segenap umat Muslim hendaknya menjadikan puasa dan ibadah Ramadhan serta Idul Fitri sebagai wahana untuk semakin meningkatkan kualitas iman dan taqwa, memperbanyak amal shaleh, memperluas ilmu pengetahuan, serta mengembangkan sikap dan tindakan yang berakhlak mulia.
“Baik elite maupun warga mari kita tampilkan keteladanan yang baik atau uswah hasanah sehingga kaum muslim di negeri ini menjadi rahmatan lil-‘alamin,” ucap Haedar.
Spirit Keadaban
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti sebelumnya berpesan kepada para khatib dan muballigh hendaknya menyampaikan khutbah dan ceramah yang berisi ajakan agar umat Islam senantiasa berusaha melanjutkan amal shalih selama bulan Ramadhan secara lebih baik, meningkatkan ketaqwaan dengan berbuat ihsan, meningkatkan soliditas dan solidaritas sosial, serta memelihara kerukunan dan persatuan umat dan bangsa.
“Sampaikan pesan-pesan keislaman yang menyebarkan kedamaian, persaudaraan, kemajuan, dan mencerahkan. Para khatib dan muballigh hendaknya tidak menjadikan khutbah dan ceramah sebagai ajang kampanye dan propaganda politik praktis serta tidak menyampaikan materi yang berpotensi menimbulkan kontroversi dan disharmoni sosial, politik, dan agama baik intern maupun antar umat beragama,” ujar Mu’ti.
Selain itu, Mu’ti berharap masyarakat hendaknya saling menghormati dan bekerjasama untuk terciptanya suasana ibadah yang tenang, aman, dan tertib.
“Masyarakat hendaknya bersilaturrahim dengan saling mengunjungi dan kerelaan memaafkan untuk meningkatkan harmoni, kerukunan, persatuan, dan persaudaraan umat dan bangsa. Khusus dalam menggunakan media sosial hendaknya warga masyarakat semakin cerdas, dewasa, dan berkeadaban,” tutur Mu’ti.
Mu’ti juga mengajak masyarakat untuk dapat menggunakan media sosial sebagai ajang silaturahim, peduli dan berbagi, dan mengembangkan pengetahuan, seraya jauhi hal-hal yang menyebabkan kebencian,dusta, dan permusuhan agar kehidupan di masyarakat tetap terjaga dengan damai dan rukun.
Mu’ti mengimbau kepada pemerintah dan aparatur keamanan hendaknya membantu, menjaga, dan memfasilitasi umat Islam agar dapat melaksanakan ibadah Idul Fitri sesuai dengan keyakinan masing-masing dan merayakan berbagai tradisi masyarakat yang berkeadaban.
“Semua pihak diajak untuk menjadikan Ramadhan dan Idul Fitri sebagai momentum mengembangkan spirit keadaban dan kemajuan di segala bidang kehidupan menuju Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur,” pungkas Mu’ti. (adi)