Wujudkan Pendidikan Menyenangkan, Komisi X DPR: Jangan Paksa Anak PAUD Calistung
Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Nur Purnamasidi menegaskan, anak usia 0-9 tahun tidak ada kewajiban mampu membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Hal tersebut menyikapi masih banyak masyarakat yang memaksa anaknya memahami tiga kemampuan tersebut.
Menurut Bang Pur, sapaannya, sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa anak usia PAUD harus bisa calistung. Padahal usia PAUD merupakan masa pembentukan karakter utama, sehingga pola pendidikan usia PAUD harus menyenangkan bagi anak-anak.
Karena itu, pemerintah sejak tahun 2019 telah memasukkan pendidikan PAUD sebagai bagian dari program wajib belajar. Sehingga wajib belajar saat ini selama 13 tahun.
“PAUD masuk program wajib belajar sejak tahun 2019, namun penganggarannya baru dilakukan dua tiga tahun terakhir. PAUD merupakan masa pembentukan karakter dan emosional. Jangan paksa anak usia PAUD bisa membaca, menulis, dan berhitung," ujar Bang Pur, usai kegiatan workshop pendidikan di Jember, Kamis, 18 Juli 2024.
Pembentukan karakter dan emosional pada usia PAUD bukan hanya tanggung jawab sekolah dan guru. Tetapi juga merupakan tanggung jawab orang tua. Sebab saat usia PAUD, 80 persen waktu dihabiskan bersama keluarga.
Karena itu, sosialisasi program transisi dari pendidikan PAUD ke SD, juga harus melibatkan komunitas masyarakat, khususnya komunitas dengan anggota ibu-ibu yang memiliki putra usia PAUD.
Mereka perlu diberikan pemahaman bahwa anak usia PAUD tidak wajib mampu membaca menulis dan berhitung. Apalagi persyaratan bisa calistung untuk masuk ke jenjang SD sudah dihapus.
Karena itu, Bang Pur memastikan jika masih ada sekolah yang mensyaratkan calistung saat masuk SD merupakan bentuk pelanggaran hukum. Tindakan tersebut mengada-ngada dan merupakan bentuk upaya menghalang-halangi seseorang untuk belajar.
Siswa diberikan toleransi belajar calistung hingga kelas 2 SD. Dengan demikian kemampuan itu harus dimiliki siswa saat duduk di bangku kelas 3.
“Dengan adanya ketentuan ini, pembentukan karakter utama di usia PAUD bisa maksimal, karena tidak ada tuntutan mampu calistung. Jika ini dipahami dan diterapkan, maka seorang anak pada perkembangannya tidak sekadar bisa calistung, tetapi juga memiliki kemampuan leadership,” pungkasnya.