Wujudkan Negara Poros Maritim Dunia, ANRI Kumpulkan Arsip Maritim
Indonesia merupakan negara maritim. Namun, arsip kemaritiman yang dimiliki Indonesia sangat terbatas. Sehingga diperlukan arsip maritim yang lebih banyak dan kuat untuk mewujudkan Negara Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto mengatakan, arsip ibarat peluru untuk menghantam lawan. Oleh karena itu, ANRI saat ini sedang mengumpulkan arsip-arsip penting kemaritiman.
“Ini dikumpulkan, makanya ada registrasi memori kolektif bangsa itu,” jelasnya di sela pelaksanaan rakornas kearsipan di Banyuwangi, Selasa, 23 Mei 2023.
Imam Gunarto menambahkan, pada masa VOC datang, arsip kemaritiman tentang kelautan dan perdagangan masih lumayan banyak. Ada raja-raja yang saling berhubungan satu dengan yang lain terkait dengan pelayaran, barang yang dibawa, kapalnya semuanya ada di arsip VOC.
“Bahkan kata Dia, sebelum era VOC Indonesia lebih hebat lagi dalam konteks maritime,” terangnya.
Arsip VOC itu, menurut Imam Gunarto, tercatat pada tahun 1602 sampai 1799. Sedangkan mulai tahun 1800 sudah ganti dengan pemerintah Hindia Belanda yang fokusnya tidak lagi di Indonesia timur. Karena waktu itu pemerintah Hindia Belanda pindah ke Batavia.
Dia menjelaskan, di era Hindia Belanda lebih fokus mencari hasil kebun. Sehingga akhirnya sumber dayanya dialihkan ke darat semua. Oleh karena itu arsip-arsip Hindia Belanda sejak tahun 1800 sampai 1945 itu isinya sejarah tentang daratan.
“Sejak Hindia Belanda bergerak ke hasil pertanian kayak kopi, teh. Bukan perikanan karena waktu itu di daratan semua,” terang Imam Gunarto.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Penasehat ANRI bidang kemaritiman, Connie Rahakundini menyatakan, dari sisi kearsipan sekarang ANRI sudah mendirikan satu departemen untuk urusan maritim. Departemen ini berisi tokoh-tokoh maritim termasuk Pusjarah TNI.
Intinya, menurut Connie, ANRI saat ini sedang mencari ke seluruh dunia arsip-arsip kemaritiman yang berkaitan dengan Indonesia. Salah satu beberapa negara terkait yang meneliti Nusa Tenggara Timur, yang meneliti sejarah Papua.
“Dan itu akan berlaku ke seluruh Indonesia,” tegasnya.
Oleh karena itu, ANRI melakukan kunjungan-kunjungan ke beberapa negara terkait pengumpulan arsip maritim ini. Misalnya saja di Portugal yang ada peta Portugal kuno. Di mana dalam peta itu bisa ditemukan betapa hebatnya Indonesia zaman dahulu.
“(Peta ini juga menunjukkan) Mana titik rempah atau daerah yang kaya dari rempah dan harta karun lainnya,” ujarnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, ketika era VOC, kemampuan bangsa Indonesia membuat kapal dikurangi. Kemampuan orang-orang laut dibatasi. Dia menyebut, ini merupakan strategi perang dari VOC. Oleh karena itu, sejarah besar ini harus hidupkan kembali. Agar visi Indonesia sebagai Negara poros maritim dunia betul-betul bisa diwujudkan.
“Karena kita betul-betul punya leluhur maritim yang gagah perkasa dan hebat-hebat bukan sekedar dongeng dan bisa dibuktikan dengan ANRI,” ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk mengumpulkan arsip kemaritiman ini memang tidak mudah. Salah satunya dari dukungan anggaran yang masih jauh dari cukup sementara tugasnya semakin banyak. Oleh karena itu dia berharap perhatian dari negara agar semakin memperkuat ANRI untuk mewujudkan cita-cita ANRI yang strategis.
“Karena perang ini sudah bisa perang proxy, abad perang hybrid. Apapun yang mesti punya, kita mesti pegang. Sebelum mereka tahan arsip yang mereka punya, kita tidak bisa akses,” ujarnya.