Wujudkan ILP, Bupati Hendy Janji Naikkan Honor Kader Posyandu
Bupati Jember Hendy Siswanto berkomitmen mewujudkan memperkuat layanan kesehatan hingga tingkat keluarga. Salah satu upaya yang dilakukan dengan meningkatkan peran serta kader Posyandu.
Demikian disampaikan Bupati Jember Hendy Siswanto dalam kegiatan Kick off dan Workshop Optimalisasi Kader PKK dalam Posyandu Integrasi Layanan Primer, pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Hendy Siswanto mengatakan Posyandu dalam mewujudkan integrasi layanan primer (ILP) memiliki peran penting, selain Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Puskesmas.
Hendy menargetkan tahun 2024, ILP sudah diterapkan di 50 Puskesmas yang ada di Jember. Bahkan ke depannya ILP juga bergeser ke kader Posyandu.
Sehingga, dalam menangani persoalan kesehatan masyarakat tidak perlu lagi datang ke rumah sakit, karena kader posyandu sudah bisa melakukan treatment di Posyandu.
“Di samping Puskesmas yang ditargetkan ILP 100 persen. Harapannya ILP bergeser ke kader posyandu, sehingga Posyandu menjadi layanan kesehatan keluarga,” katanya.
Melalui ILP tersebut, diharapkan nakes hingga kader Posyandu bisa melayani 2,6 juta penduduk Jember, khususnya dalam menangani persoalan stunting.
Tidak muluk-muluk, ILP dengan tingkat keberhasilan 10 persen saja, telah mampu mengurangi beban pemerintah dalam menanggung biaya penghidupan masyarakat. Sehingga uang yang awalnya dialokasikan untuk layanan kesehatan gratis biasa dialihkan untuk anggaran lainnya yang juga tidak kalah penting.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan Kader Posyandu dengan mendatangi langsung masyarakat yang sakit. Melakukan treatment atau bahkan memberikan saran terkait makanan yang perlu dihindari.
Sebagai upaya mendorong ILP hingga tingkat Posyandu, Hendy Siswanto berjanji menaikkan honor kader Posyandu pada tahun 2025 mendatang. Honor Kader Posyandu sebesar Rp 200 ribu per bulan akan dinaikkan menjadi Rp 300 ribu per bulan.
“Tahun depan saya naikkan semua honornya, mulai dari nakes dan kader posyandu, saya tambah Rp 100 ribu. Semoga ada uangnya. Tolong dicatat omongan bupati ini benar atau tidak,” tambahnya.
Bahkan, pada kesempatan itu Hendy bisa saja memberikan honor Rp 2 juta per bulan bagi Kader Posyandu dengan catatan tidak ada warga yang sakit. Sebab, biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan masih akan lebih besar dibanding honor kader posyandu dan nakes.
“Ayo taruhan, saya gaji Rp 2 juta per bulan asalkan tidak ada warga jember yang sakit. Karena biaya pemberian obat saya kurangi. Kalu tidak ada yang sakit, Pemkab masih untung. Saya sudah menghitung,” lanjutnya.
Kendati demikian, Hendy berharap dengan honor Rp 300 ribu per bulan kader posyandu tetap semangat dan ikhlas dalam melayani masyarakat. Sebab, sejatinya uang Rp 300 ribu tersebut hanya sekadar bentuk apresiasi Pemkab Jember.
“Dengan honor sebesar itu tidak seberapa, karena itu hanya uang apresiasi. Harusnya honornya lebih dari itu, tetapi pemerintah belum mampu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jember Hendro Soelistijono mencatat, terdapat 50 Puskesmas di Kabupaten Jember, 131 Pembantu Puskesmas, 2.598 Posyandu, dan 14.475 kades Posyandu.
Sejauh ini, puskesmas yang telah menerapkan ILP sebanyak 15 puskesmas dengan kualitas pelayanan yang luar biasa. Tahun 2024 ditargetkan seluruh Puskesmas sudah menerapkan ILP.
“Melalui ILP akses terhadap layanan kesehatan lebih efisien, karena ILP mengintegrasikan layanan kesehatan di satu tempat dalam satu sistem,” katanya.
Terkait honor kader Posyandu di Jember, Hendro memastikan sudah tertinggi di Jawa Timur. Hendro berharap dengan adanya apresiasi tersebut transformasi kesehatan di Kabupaten Jember dapat segera terwujud.
“Tentunya siap melakukan transformasi pelayanan primer yang menjadi salah satu pilar transformasi kesehatan. Meningkatkan komitmen dalam seluruh masyarakat mendapatkan pelayanan sejak dini sampai lansia,” pungkasnya.